News
Sabtu, 15 Juni 2013 - 15:11 WIB

PENGAMAT : Asing Mulai Kuasai Ekonomi Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Kalangan pengamat ekonomi menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin didominasi asing. Sekretaris Indonesian Islamic Business Forum, Aswandi As’an, di sela-sela Seminar Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Ekonomi Kreatif di Unisri Solo, Sabtu (15/6/2013), mencontohkan beberapa potensi ekonomi dalam negeri yang saat ini sudah dikuasai asing.

Seperti 80% pasar tekstil sudah dikuasai asing, 80% pasar farmasi juga sudah dikuasai asing. 92% produk teknologi adalah impor dan di Pasar Induk Cipinang sudah tidak ada lagi beras lokal.

Advertisement

Dia menilai, ekonomi Indonesia dinilai sudah tidak mempunyai daya saing terbukti pada 2005 ada 429 perusahaan tekstil yang kolaps, 200 industri gulung tikar dan di 2010 defisit perdagangan Indonesia dengan China mencapai Rp53 triliun.

Untuk produk minuman, papar dia, di Indonesia ada sekitar 400.00 outlet minuman dan asing mampu menguasai 40% pasar minuman ringan di Indonesia. Asing juga dinilai menguasai 93% pasar air minum dalam kemasan (AMDK).  Di sektor susu, asing  juga telah mengatur 80% petani susu lokal dan menguasai 50% pasar susu di Indonesia. Padahal transaksi susu di Indonesia bisa mencapai Rp200 triliun per tahun.

“Dengan kondisi ini maka Indonesia perlu membangun entrepreneurship agar merdeka dari dominasi asing,” kata Aswandi.

Advertisement

Sementara itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Sri Edi Swasono juga menyampaikan pembangunan saat ini telab diartikan dengan hadirnya mal, ritel modern atau restoran cepat saji yang jelas-jelas bukan milik orang Indonesia. Karena menurut dia, pembangunan semacam itu nyata menggusur orang miskin.

Dia juga menjelaskan globalisasi telah diidentikkan dengan bertumbuhnya hidup konsumtif. “Kesan yang sangat kuat dirasakan, banyak penguasa daerah mereduksi makna pembangunan menjadi sekadar hadirnya mal, supermarket lengkap dengan papan nama berbahasa asing. Edi juga menyampaikan keprihatinannya terhadap aksi borong tanah milik warga oleh investasi asing.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif