Soloraya
Jumat, 14 Juni 2013 - 18:27 WIB

KERACUNAN SINGKONG : Duh, 2 Anak Balita Wonogiri Keracunan Singkong Goreng, 1 Tewas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi singkong goreng (Googleimage)

Ilustrasi singkong goreng (Googleimage)

WONOGIRI — Dua anak di Kecamatan Jatisrono mengalami keracunan setelah makan singkong Pandemir atau jenis singkong yang tidak bisa langsung dikonsumsi. Kejadian sepekan lalu tersebut mengakibatkan salah satu korban keracunan meninggal dunia karena tidak bisa terselamatkan.

Advertisement

Kepala Desa Jatisari, Teguh Subroto, mengatakan kejadian itu menimpa keluarga Satiman, 45, dan Kasmi, 39, warga Dusun Jatisari RT 009/RW 001 Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Jumat (7/6/2013). Saat itu, salah satu anak mereka, Yuli, 15, menggoreng singkong yang diambil dari pekarangan rumah untuk dua orang adiknya yakni Wisni Suryani yang berusia lima tahun dan Mardu Saputro berusia 3,5 tahun.

Lalu, Wisni dan Mardu makan singkong tersebut tetapi Yuli tidak ikut makan. Jumat malamnya, tiba-tiba Wisni merasakan mual-mual dan Mardu kejang-kejang. “Keduanya lalu dibawa ke Rumah Sakit Brasta Mala Wijaya di wilayah Jatisrono. Hasil diagnosa dokter menyebutkan jika keduanya keracunan akibat makanan,” katanya saat dihubungi Solopos.com, Jumat (14/6/2013).

Namun, lanjut dia, nyawa Mardu tidak bisa diselamatkan dan akhirnya meninggal dunia. “Mungkin, Mardu lebih banyak makan singkong karena lapar. Sedangkan kakaknya [Wisni] hanya makan sedikit. Dan Sabtu [8/6/2013] paginya, kakaknya sudah pulang ke rumah,” ujarnya.

Advertisement

Teguh menduga, Yuli tidak tahu kalau ia mengambil jenis singkong yang beracun dan tidak bisa dimakan langsung dengan cara digoreng atau direbus. Menurutnya, itu juga akibat minimnya pengawasan orangtua anak-anak tersebut. Sebab, dalam keluarga itu ada sembilan orang anak dan mereka termasuk rumah tangga miskin. Satiman, lanjut dia, bekerja sebagai buruh di Jawa Timur dan Kasmi juga bekerja serabutan.

“Kami sudah berulangkali mengimbau masyarakat untuk memisahkan penanaman singkong. Jadi, singkong yang bisa langsung dikonsumsi bisa ditanam di pekarangan rumah, sedangkan singkong yang harus diolah terlebih dahulu sebaiknya ditanam di ladang. Termasuk singkong Pandemir yang harus diolah terlebih dahulu,” imbuhnya.

Terpisah, Camat Jatisrono, Yogik Tribiakto, membenarkan kejadian itu. Ia juga menyatakan kejadian itu akibat kurangnya pengawasan orangtua karena keduanya bekerja di luar rumah.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif