Soloraya
Rabu, 12 Juni 2013 - 16:50 WIB

DBD dan Chikungunya Merebak di Sukoharjo

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO — Penyakit Chikungunya dan demam berdarah dengue (DBD) merebak di Kabupaten Sukoharjo. Dinas Kesehatan (Dinkes) Sukoharjo mencatat setidaknya ada 129 kasus DBD dan 659 kasus Chikungunya.

Kepala Dinkes Sukoharjo, Guntur Subyantoro, mengatakan penyakit tersebut hampir merata tersebar di 12 kecamatan di Sukoharjo. Namun angka tertinggi DBD berada di Kecamatan Grogol. Sedangkan untuk Chikungunya tertinggi di Kecamatan Tawangsari.

Advertisement

“Dibandingkan tahun lalu, peningkatannya sangat drastis. Tahun lalu hanya ada sekitar 70 kasus penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegepthiae,” ujar Guntur kepada wartawan, Rabu (12/6/2013).

Melonjaknya kasus DBD maupun Chikungunya, sambung Guntur, sudah diantisipasi oleh Dinkes. Menurutnya, intensitas curah hujan yang tinggi pada tahun ini juga turut mempengaruhi tingginya kasus DBD dan Chikungunya. Karena itu, tahun lalu hanya terjadi kurang dari 100 kasus.

Dari 129 kasus DBD tersebut, sambung Guntur, hanya ada dua orang warga yang meninggal dunia. Sedangkan untuk Chikungunya sama sekali tidak ada korban jiwa. Namun rata-rata warga yang terkena Chikungunya rawat inap di puskesmas di masing-masing kecamatan.

Advertisement

Untuk mengantisipasi agar kasus tersebut tidak membengkak, Dinkes menyarankan kepada warga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Salah satu hal yang perlu dilakukan, terangnya, yakni dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). “Kebersihan lingkungan juga perlu dijaga. Daya tahan tubuh harus diperhatikan sebab saat ini sedang anomali musim hujan,” papar Guntur.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif