Sport
Senin, 10 Juni 2013 - 16:15 WIB

PSS SLEMAN Vs PERSIS SOLO : Pasoepati Belum Berniat Rekonsiliasi

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan Anggota Pasoepati saat di berada kawasan ring road Jogja, Minggu (9/6/2013). Meski tak memperoleh kuota tiket, anggota Pasoepati itu tetap mendukung Persis Solo saat melawan PSS Sleman di lanjutan Grup 2 Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (DU LPIS) di Stadion Maguwoharjo, Minggu sore. (JIBI/SOLOPOS)

Advertisement

Ratusan Anggota Pasoepati saat di berada kawasan ring road Jogja, Minggu (9/6/2013). Meski tak memperoleh kuota tiket, anggota Pasoepati itu tetap mendukung Persis Solo saat melawan PSS Sleman di lanjutan Grup 2 Divisi Utama Liga Prima Indonesia Sportindo (DU LPIS) di Stadion Maguwoharjo, Minggu sore. (JIBI/SOLOPOS)

SOLO – Kerusuhan selalu terjadi dalam pertemuan dua pendukung tim bertetangga, Persis Solo dan PSS Sleman. Tercatat dalam dua musim terakhir, bentrokan antara Persis Solo maupun PSS Sleman di kompetisi Divisi Utama Liga Prima Sportindo (LPIS) selalu berujung kerusuhan.

Terbaru terjadi saat Pasoepati mengamuk di jalan raya Jogja-Solo, Prambanan, karena tak diizinkan masuk wilayah Kalasan untuk mendukung tim kesayangnya, Persis Solo, yang bertanding menghadapi PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo, Minggu (9/6/2013). Akibat amukan Pasoepati itu setidaknya ada tujuh mobil dan satu sepeda motor yang berplat nomor polisi AB (Yogyakarta dan sekitarnya) terkena imbasnya dengan mengalami kerusakan.

Advertisement

Kerusuhan buntut laga Persis versus PSS ini bukan yang pertama. Musim lalu, bahkan kerusuhan terjadi lebih parah karena berujung bentrok antarsuporter di Stadion Maguwoharjo. Beberapa anggota kedua belah pihak dikabarkan mengalami cedera akibat perseteruan itu.

Terkait pertikaian yang berlarut-larut ini, Sekjen Pasoepati, Anwar Sanusi, mengaku belum berniat melakukan rekonsiliasi. Baginya, kata damai belum bisa terjadi dalam waktu dekat mengingat apa yang telah dilakukan pendukung PSS Sleman baru-baru ini.

“Kalau untuk rekonsiliasi tak semudah itu. Kami diserang lebih dulu oleh mereka. Kami ke sana dan mendapat serangan, masak mau langsung damai. Nanti dulu,” ujar Anwar saat dihubungi Solopos.com, Senin (10/6/2013).

Advertisement

Anwar menegaskan, pihaknya bukan tak mau untuk melakukan rekonsiliasi. Meski demikian, seandainya ada itikad baik, pihak Sleman yang harus memulainya lebih dulu selaku pihak yang melakukan serangan.

 “Silahkan kalau mereka ada itikad baik. Ajak kami ketemuan lebih dulu, duduk bersama untuk membicarakan masalah ini. Tapi apakah ada rekonsiliasi atau tidak, diputuskan setelah pertemuan,” bebernya.

Ketegangan antara kedua kubu, pendukung Persis dan PSS, yang berlarut-larut ini, sedikit-banyak menimbulkan ketegangan warga di antara kedua kota, baik Solo maupun Sleman. Masyarakat Solo yang tinggal di Jogja sempat resah setelah munculnya rumor sweeping plat AD di Jogja, pascakerusuhan. Sebaliknya, masyarakat Jogja yang tinggal atau berdomisili di Solo juga sempat dibuat ketar-ketir menyusul kabar perusakkan plat AB yang terjadi di kawasan Prambanan.

Simak berita menarik lainnya : http://digital.solopos.com/file/11062013/

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif