Soloraya
Minggu, 9 Juni 2013 - 09:16 WIB

WADUK KRISAK : Pasokan Air Bakal Disetop Sementara

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Waduk Krisak. Foto diambil Desember 2008. (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Waduk Krisak (Dok/JIBI/SOLOPOS)

WONOGIRI–Pasokan air di daerah irigasi (DI) Waduk Krisak, Wonogiri, bakal disetop sementara menyusul rencana rehabilitasi yang tidak lama lagi dilaksanakan.

Advertisement

Sebenarnya rehabilitasi yang meliputi pengerukan sedimentasi dan pembangunan cekdam itu dijadwalkan 6 Mei-1 November 2013. Namun, dalam sosialisasi di Balai Desa Pare, Kecamatan Selogiri,  Rabu (5/6/2013), petani menginginkan pelaksanaan pengerukan sedimentasi mundur sampai paling tidak Agustus agar petani bisa memanen padi Masa Tanam (MT) II.

Camat Selogiri, Bambang Haryanto, saat dihubungi Solopos.com akhir pekan kemarin mengatakan rehabilitasi Waduk Krisak menjadi hal mendesak. Untuk itu Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) melaksanakankan rehabilitasi. Proses rehabilitasi itu, dikatakan Bambang, akan menghentikan sementara pasokan air pada 300-400 hektare sawah di DI Krisak.

“Semestinya tidak ada masalah, karena rehabilitasi itu juga untuk kepentingan air pertanian juga yang nanti digunakan petani. Berdasarkan sosialisasi kemarin [Rabu] kebutuhan air untuk MT III sudah dipastikan akan dihentikan. Jadi petani didorong mengalihkan untuk tenaman lain,” terang Bambang.

Advertisement

Bahkan, Bambang menyebut bagi areal pertanian yang sulit mengandalkan sumber air lain selain Waduk Krisak, atau merasa tanaman lain tidak menguntungkan, lahan pertanian bisa dibiarkan bera sementara. Meskipun, pihaknya sebenarnya mendorong petani menanam tanaman palawija yang tidak butuh banyak air, seperti jagung, kacang tanah dan singkong.

Pembangunan Cekdam

Sementara itu, rencana rehabilitasi bakal dimulai dengan pembangunan cekdam di hulu sungai yang berada sekitar 1 kilometer (km) dari waduk. Menurut Mantri Tani Kecamatan Selogiri, Aris Sasono, pembangunan cekdam atau kantong lumpur ditujukan untuk mengurangi volume sedimentasi di Waduk Krisak. Dengan adanya cekdam itu, lumpur/pasir dari hulu akan tertahan di cekdam. Di sisi lain, warga sekitar bisa memanfaatkan pasir tersebut untuk dijual.

Advertisement

Sedangkan pengerukan sedimentasi tahun ini hanya mencakup sekitar 25% atas 26.000 meter kubik (m3)  sedimentasi. Kendati hanya sebagian kecil lumpur yang dikeruk, Aris mengatakan dengan perhitungan kasar pengurangan 100.000 m3 sedimentasi bisa menambah daya tampung Waduk Krisak 800.000 m3, maka pengerukan sedimentasi tahun ini dipastikan menambah daya tampung sekitar 200.000 m3.

“Dana BBWSBS terbatas, jadi hanya 25% tahun ini. Tapi itu sudah lebih baik karena dulu Waduk Krisak bisa mengairi 874 hektare lahan. Karena sedimentasi, sekarang hanya 300-400 hektare,” ujar dia.

Lebih jauh, Aris mengatakan para petani sudah diberi informasi mengenai rencana rehabilitasi Waduk Krisak. Menurutnya, petani di DI Krisak bisa memahami dampak kegiatan rehabilitasi yang sifatnya sementara itu. Bahkan pihaknya serta para petani merencanakan mengusulkan kegiatan serupa tahun depan. Aris menilai pengerukan sedimentasi tetap harus dilaksanakan untuk mengembalikan fungsi Waduk Krisak.

Di lain pihak, Humas BBWSBW, Sukoco, menyampaikan rehabilitasi waduk tahun ini adalah proyek PKSDA. Namun, pihaknya belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan proyek tersebut pada tahun-tahun mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif