SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SOLO — Pencairan dana operasional RT/RW diusulkan bisa dilakukan melalui rekening yang sama saat pencairan di 2012 lalu. Hal ini dilakukan guna menghindari pengurangan dana tersebut lantaran untuk agunan pembukaan rekening baru.
Ketua RT 001/RW 002, Banyuanyar, Banjarsari, Asih Sunjoto Putro, menuturkan pencairan dana operasional RT/RW melalui rekening menyulitkan. Apalagi, jika pencairan harus dilakukan dengan membuka rekening dan tak diterima utuh.
“Dalam pandangan saya memang menyulitkan karena harus membuka rekening dulu di bank pemerintah daerah. Apalagi, dana yang diterima tidak utuh. Semestinya menerima Rp1 juta, tetapi yang diterima hanya Rp900.000 karena harus ada dana yang tinggal di rekening,” ungkapnya, Jumat (7/6/2013).
Lantaran hal tersebut, pihaknya mengusulkan rekening pencairan dana operasional pada 2012 lalu bisa digunakan untuk pencairan dana operasional di 2013. “Meskipun dana yang diterima saat ini masih belum bisa utuh, tetapi besaran dana yang ditinggal kan di bank tidak sebesar kemarin,” urainya.
Asih juga mengutarakan pencairan dana hibah di 2012 tak bisa tepat waktu. Bahkan, pencairan baru dilakukan di akhir-akhir tahun anggaran.
“Terkait dana operasional RT/RW ini tolong diklirkan segera. Jangan sampai seperti di 2012, pencairannya di Desember dan tanggal akhir. SPj yang dibuat kan jadi tidak jelas,” urainya.
Lebih lanjut, Asih mengakui sejauh ini belum ada kepastian serta sosialisasi dari pemkot soal pencairan dana operasional RT/RW.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi I, Dedy Purnomo, menyayangkan pencairan dana operasional RT/RW harus dilakukan melalui pembukaan rekening di bank.
“Kenapa tidak bisa diberikan langsung? Pastinya hal ini membuat RT/RW kesulitan. Misalnya, harus terjadi penyimpanan dana yang semestinya bisa dipergunakan, ini bukan uang pribadi,” urainya.