Soloraya
Kamis, 6 Juni 2013 - 21:44 WIB

KERACUNAN TEMPE MLANDING: Jamksemas Ditolak, Paitem Kesulitan Biaya RS

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan (JIBI/Solopos/dok)

Ilustrasi keracunan tempe mlanding. dokJIBI/SOLOPOS

SOLO — Keluarga salah satu korban keracunan tempe mlanding, Paitem, 70, berharap uluran tangan terutama dari Pemerintah Kabupaten Wonogiri. Bantuan sangat dibutuhkan Paitem guna membantu membayar ongkos rumah sakit.

Advertisement

Salah satu anak Paitem, Tumiran, kepada SOLOPOS FM, Kamis (6/6/2013) malam, mengatakan, ibunya seorang janda yang sangat miskin dan kesulitan membayar biaya rumah sakit. Tumiran yang merupakan anak ke-4 dari 6 bersaudara ini mengaku salah satu biaya yang cukup memberatkan keluarganya adalah biaya cuci darah yang mencapai ratusan ribu.

“Baru kemarin dicuci darah sekali, biayanya mencapai Rp.625.000,” katanya.

Tumiran mengaku bahwa pihak rumah sakit hanya membebaskan biaya kamar perawatan ibunya yang masuk rumah sakit sejak hari Minggu lalu.

Advertisement

Jamkesmas Ditolak
Sementara itu, harapan Tumiran yang merupakan buruh pabrik plastik di Solo ini, untuk mendapat Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) kandas karena ditolak. Kini Tumiran hanya berharap pihak Pemerintah Kabupaten Wonogiri, terutama Bupati dan Wakil Bupati Wonogiri bersedia membantu meringankan biaya selama ibunya dirawat di RSUD Soediran Mangun Soemarso.

“Saya tidak berharap Bupati membayar semuanya, karena itu tidak mungkin. Dibantu sebagian saja, kami sudah sangat terbantu dan berterima kasih,” tutur Tumiran.

Tumiran sendiri mengaku sudah sepekan ini tidak bekerja karena harus menunggui ibunya selama dirawat. Dia menambahkan, hingga kini belum ada pihak Pemkab yang menjenguk.

Advertisement

Menurut Tumiran, apabila permohonannya untuk mendapat keringanan biaya rumah sakit tidak dikabulkan, dia bertekad akan meminjam uang ke tetangga-tetangganya. “Keluarga kami tidak ada yang mampu, terpaksa nanti pinjam tetangga, bayarnya nyicil,” tambahnya.

Sebelum ibunya, Paitem, Tumiran mengaku kerancunan tempe juga pernah dialami budenya, Supinah. Namun, sayang Supinaha harus tak tertolong hingga harus kehilangan nyawanya karena mengkonsumsi tempe mlanding yang dimasak terik alias besengek, pada Jumat (31/5/2013).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif