Soloraya
Minggu, 2 Juni 2013 - 23:10 WIB

Volume Air Bertambah, Pintu Bendungan WGM Dibuka

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua pintu bendungan di Waduk Gajah Mungkur (WGM) saat dibuka Rabu (22/2), pukul 00.15 WIB, beberapa waktu lalu. dokJIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani

Advertisement

Dua pintu bendungan di Waduk Gajah Mungkur (WGM) saat dibuka Rabu (22/2), pukul 00.15 WIB, beberapa waktu lalu. dokJIBI/SOLOPOS/Ayu Abriyani

WONOGIRI-Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Wonogiri selama sepekan terakhir membuat tinggi muka air di Waduk Gajah Mungkur (WGM) semakin bertambah. Perum Jasa Tirta (PJT) berencana membuka pintu bendungan jika tinggi muka air terus bertambah atau di atas 136,25 meter di atas permukaan air (mdpl).

Hal itu diungkapkan Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air (ASA) IV PJT I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Winarno Susiladi, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (2/6). “Sudah dua hari ini tinggi muka air waduk stabil pada 136,20 mdpl. Jika curah hujan di hulu seperti wilayah Tirtomoyo, Jatisrono, Baturetno dan Pracimantoro tetap tinggi sehingga membuat air yang masuk ke waduk semakin bertambah, maka mungkin saja kami akan membuka pintu bendungan,” katanya.

Advertisement

Menurutnya, kondisi curah hujan tersebut sudah di luar standar operasional prosedur (SOP) karena di luar jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Padahal, lanjut dia, sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau dimulai pada akhir Mei.

“Sebenarnya, menurut rencana awal, saat ini sudah mulai pengisian air untuk irigasi ketika musim kemarau. Tapi, kenyataannya curah hujan di wilayah Kabupaten Wonogiri masih tinggi, jadi kami sedikit mengubah pola pengaturan air,” ujarnya. Pihaknya akan mempertahankan ketinggian air waduk pada 136,10 mdpl saat memasuki musim kemarau. Sebab, hal itu terkait kekuatan bendungan untuk menampung air.

Di sisi lain, pengerukan sedimentasi waduk dengan cara penyedotan telah dimulai pada Sabtu (1/6). Pengerukan yang dilakukan di sekitar intake PLTA tersebut akan dilakukan selama tiga bulan dengan volume pengerukan 100.000 meter kubik.

Advertisement

Winarno menyatakan pengerukan itu direncanakan menjadi agenda tahunan untuk pemeliharan waduk. “Nantinya, kapal keruk akan berada di waduk karena kami berencana mengadakan pengerukan setiap tahun. Itu untuk pemeliharaan sementara sebelum spillway yang baru bisa dioperasikan secara maksimal,” imbuhnya. Sebab, lanjut dia, spillway yang baru tersebut ditargetkan bisa beroperasi pada 2016.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif