Soloraya
Sabtu, 1 Juni 2013 - 03:35 WIB

Turun Gunung, Ribuan Kera Serang Ladang Warga Kemalang Klaten

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KLATEN — Lahan pertanian di lima desa di Kemalang diserang oleh ribuan kera jenis ekor panjang. Akibat serangan hama kera itu, petani mengalami kegagalan panen hingga 50%.

Camat Kemalang, Bambang Haryoko, mengatakan kelima desa itu yakni Balerante, Sidorejo, Tegalmulyo, Tlogowatu dan Kendalsari. Lahan warga yang diserang oleh hama kera itu dimulai sejak pascaerupsi Gunung Merapi pada 2010. Hingga saat ini, serangan hama masih menjadi ancaman bagi petani di kelima desa itu.

Advertisement

“Kera-kera itu turun gunung dan menyerang tanaman warga karena di atas tidak ada lagi makanan setelah erupsi Gunung Merapi,” jelas Bambang saat ditemui Solopos.com di Desa Sidorejo, Jumat (31/5/2013). Tanaman yang diserang di antaranya jagung, kacang, palawija dan berbagai macam jenis sayur-sayuran.

Hingga saat ini, petani sudah melakukan berbagai macam upaya agar kera tidak menyerang, di antaranya dengan melakukan pengawasan, pemasangan jaring, melepas anjing serta menangkap dan memindahkan kera ke tempat yang lebih aman. Meski demikian, upaya itu belum begitu maksimal karena kera masih saja menyerang

“Sebenarnya, yang cukup efektif adalah pemasangan jaring di sekeliling lahan pertanian dengan tinggi 1,5 meter,” ungkapnya. Pemakaian jaring yang sudah pernah dilakukan di Boyolali serta Gunung Kidul itu dinilai efektif untuk mengusir kera. Selain itu, dia juga mengusulkan pemerintah untuk menanam pohon yang bisa menghasilkan makanan bagi kera seperti pohon jambu dan talok.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Desa Sidorejo,  Jemakir, mengatakan di wilayahnya ada sekitar 500 kera yang menyerang lahan pertanian warga.

“Petani mengeluhkan banyaknya kera yang menyerang lahan pertanian mereka, diperkirakan kegagalan panen bisa mencapai 50 persen. Dalam satu hari saja, satu patok bisa habis diserang kera,” jelasnya kepada wartawan di daerah Sidorejo, Jumat.

Selama ini, petani di wilayahnya sudah mengerahkan anjing dan menakut-nakuti kera dengan petasan, namun tidak berhasil.

Advertisement

“Anjingnya malah takut karena kurang besar dan kalah jumlah. Kalau dengan petasan memang bisa mengusir, namun kera akan datang lagi, selain itu juga menghabiskan biaya,” paparnya.

Menurutnya, kera jenis ekor panjang memang tidak boleh dibunuh karena dilindungi. Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah untuk segera menentukan solusi yang tepat agar kera tidak menyerang lahan pertanian lagi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif