Soloraya
Sabtu, 1 Juni 2013 - 22:08 WIB

Dewa Ruci Buka Perayaan Bulan Bhakti Pancasila

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Lakon Dewa Ruci yang dibawakan Dalang Sri Joko Raharjo MSn membuka perayaan Hari Kelahiran Pancasila, yang diselenggarakan di Pendapi Gede Balaikota Solo, Sabtu (1/6/2013). Rencananya, pagelaran ini akan diselenggarakan selama lima hari berturut-turut hingga Rabu (1-5/6/2013), dengan mengusung tema Bulan Bhakti Pancasila.

Pagelaran persembahan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dengan Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Solo itu juga dibuka dengan prosesi penyerahan wayang tokoh Brotoseno dari Wakil Walikota Solo, Achmad Purnomo kepada Dalang Sri Joko Raharjo MSn.

Advertisement

Lakon Dewa Ruci, sebagai gelaran perdana cukup mendapat antusias yang tinggi dari warga Solo, tidak hanya anggota Pepadi dan pegawai di lingkungan Pemkot Solo saja, tetapi anak-anak muda. Ratusan warga memadati gelaran wayang kulit yang dibuka langsung oleh Achmad Purnomo.

Lakon Dewa Ruci menjadi interpretasi dari sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Lakon ini bercerita mengenai perjuangan Brotoseno alias Werkudara dalam mencari manunggaling kawula atau jati diri serta mencari Tuhannya. Dalam pencarian itu, Werkudara bertemu dengan seorang guru bernama Dewa Ruci dan akhirnya dia menjadi pendeta di Bimo Suci.

Koordinator Wilayah Pepadi Soloraya, Harbono SKar MSn, menyampaikan selain lakon Dewa Ruci, perayaan Hari Kelahiran Pancasila juga mengusung empat lakon lainnya, yang secara berurutan mencerminkan sila-sila Pancasila. Lakon-lakon itu adalah Gondomono Tundung oleh Dalang M Ng Aji Setiaji SSn, Kalimantoro oleh Dalang Dr Suyanto MA, Kresna Duta oleh Dalang M Ng Cahyo Kuntadi Rekso Budoyo MSn, dan Drona Ekalaya oleh Dalang M Ng Eko Prasetyo Lebdo Carito.

Advertisement

“Kami berharap dengan pagelaran wayang dan lakon-lakon yang kami angkat, masyarakat bisa mengembalikan jati diri bangsa yang saat ini sudah hampir luntur. Pagelaran yang kami gelar secara terbuka ini juga harapannya bisa dikenal kembali oleh generasi muda,” kata Harbono, saat ditemui di sela-sela pagelaran. Dia juga mengatakan, sudah tiga tahun terakhir Pepadi rutin nguri-uri perayaan Bulan Bhakti Pancasila  ini dengan pergelaran wayang.

Achmad Purnomo, pada kesempatan yang sama berharap perayaan Hari Lahir Pancasila ini bisa menjadi koreksi bagi warga Solo akan pentingnya pesan-pesan luhur Pancasila.

“Mudah-mudahan upaya koreksi ini menjadikan Kota Solo ini menjadi kota yang lebih baik. Karena kalau kita resapi, sungguh luhur ajaran Bung Karno ini, yang selama-lamanya akan menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia.”

Advertisement

Pihaknya juga berharap, pagelaran wayang selama lima hari berturut-turut bisa membangkitkan semangat pemuda Solo untuk mencintai warisan budaya wayang kulit.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif