News
Jumat, 31 Mei 2013 - 18:17 WIB

PENGANIAYAAN TNI : IKM Minta Kasus Rido Diungkap Transparan

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan terhadap wartawan. (Dok. Solopos)

Advertisement

Ilustrasi penganiayaan TNI. dokJIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto

SEMARANG – Wakil Ketua Ikatan Keluarga Maluku (IKM) Jateng, Denny Tulaseket, meminta Pangdam IV/Diponegoro mengungkap kasus tewasnya Rido Hehanusa diungkap secara transparan.

Advertisement

SEMARANG – Wakil Ketua Ikatan Keluarga Maluku (IKM) Jateng, Denny Tulaseket, meminta Pangdam IV/Diponegoro mengungkap kasus tewasnya Rido Hehanusa diungkap secara transparan.

”Kami meminta Pangdam IV/Diponegoro menindak tegas oknum TNI dan kesatuan yang terlibat pembunuhan Rido,” ujar dia.

Menurut dia, ada kejanggalan di balik tewasnya Rido Hehanusa, semisal jenazah korban diantar ke kamar mayat RSUP Dr kariyadi menggunakan ambulan Kesdam IV/Diponegoro.

Advertisement

Denny menampik tudingan kasus meninggalnya Rido terkait dengan persaingan antar geng atau preman. ”Rido itu mempunyai pekerjaan tetap di pabrik garmen di Semarang, kedatangan ke Liquid untuk mencari hiburan saja,” jelas dia.

Sebelumnya dari informasi yang dihimpun Solopos.com, Rido, warga Maluku berusia 31 tahun, tewas setelah diduga dianiaya enam orang anggota TNI Batalyon Infantri 400/Banteng Raider (BR) Semarang.

Akibat penganiayaan itu, Rido yang tinggal di Perumahan Beringin Blok D19 Semarang, Kamis (30/5/2013), meninggal dunia dengan luka pada sekujur tubuh.

Advertisement

Kasus penganiayaan itu bermula pada Rabu (29/5/2013) malam, saat korban bersama enam orang temannya datang ke tempat Liquid Cafe, Jl Thamrin Square Semarang. Saat hendak masuk tempat hiburan malam itu, diduga korban tidak membeli tiket masuk, sehingga dilarang petugas keamanan setempat yang diduga ada oknum TNI.

Penolakan itu membuat korban dan temannya tak terima, sehingga terjadi keributan, dengan petugas keamanan Liquid Cafe.

Korban kemudian beralih ke tempat hiburan malam E Plaza di kawasan Simpang Lima Semarang. Saat di tempat itu, Rido didatangi seseorang lelaki dan membawanya pergi menggunakan taksi.

Advertisement

“Rido dibawa pergi seorang pria naik taksi entah ke mana pada Kamis [30/5/2013] dini hari. Sejak itu, kami tak tahu keberadaannya,” kata Fery, teman korban.

Komandan Batalyon Infantri 400/BR, Mayor Inf Ferry Irawan, Jumat sore menjenguk jenazah Rido di kamar jenazah RSUP dr Kariadi.

Demikian pula dengan Dandim 0733 BS/Semarang, Letkol Inf, DickyArmunantho Mulkan juga menjenguk jenazah Rido. ”Turut berduka cita atas musibah ini. Siapa yang bersalah akan ditindak tegas,” ujar dia.

Jenazah Rido direncanakan, Sabtu (1/6) ini, akan dibawa ke tanah kelahiran di Saparua, Masohi, Kabupaten Maluku Tengah untuk di makamkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif