Soloraya
Kamis, 30 Mei 2013 - 02:30 WIB

Jumlah TKI ke Malaysia Turun

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SUKOHARJO—Jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dari Sukoharjo yang dikirim ke Malaysia menurun. Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sukoharjo jumlah tenaga kerja yang berangkat ke Malaysia menurun hingga 50%.

Kepala Bidang Penetapan Tenaga Kerja (Penta) Disnakertrans Sukoharjo, Indar Nugroho, mengatakan hingga April 2013 hanya ada lima TKI yang pergi ke Malaysia. Sedangkan dalam periode yang sama tahun lalu, ada sekitar 15 TKI yang berangkat.

Advertisement

“Berdasarkan data tahun lalu [2012] ada sekitar 50 TKI yang berangkat ke Malaysia selama setahun. Sedangkan hingga April cuma ada lima,” ujarnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Selasa (28/5/2013).

Menurut Indar, penyebab menurunnya jumlah TKI disebabkan karena munculnya perusahaan baru di Sukoharjo. Perusahaan maupun sektor usaha lain seperti mal dan restoran itu diperkirakan menyerap banyak tenaga kerja baru. Selain itu, peningkatan upah minimum kabupaten (UMK) di Sukoharjo juga dinilai berpengaruh.

Masyarakat kemungkinan lebih memilih UMK senilai Rp900.000 namun bisa dekat dengan keluarga dan sanak saudara. Dengan gaji yang besar, risiko dan biaya hidup di negeri orang juga lebih besar. Makanya, calon pekerja ini berpikir ulang. Sebagian dari mereka juga memilih untuk berwirausaha.

Advertisement

Selain Malaysia, TKI dari Sukoharjo juga meminati pekerjaan di Batam. Pasalnya, Batam merupakan sentra industri. Sementara untuk pengiriman TKI ke Arab Saudi saat ini tidak ada karena masih dalam masa moratorium.

Saat ini, Disnaker Sukoharjo juga masih menggalakkan sosialisasi untuk menekan angka TKI ilegal. Sosialisasi dilakukan dengan menyebarkan pamflet, brosur maupun seminar. Lebih lanjut, Indar mengatakan setiap hari banyak warga Kota Makmur yang mengurus berkas persyaratan lamaran kerja seperti kartu kuning.

Kendati demikian, persyaratan tersebut lebih banyak digunakan untuk melamar di kabupaten sekitar seperti karanganyar dan lain-lain. “Kami amati beberapa waktu terakhir ini memang menurun. Kemungkinan kesadaran mereka sudah lebih bagus. Mereka mempertimbangkan gaji yang didapatkan dengan biaya hidup yang besar di sana,” pungkasnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif