Soloraya
Sabtu, 25 Mei 2013 - 11:04 WIB

Penderita HIV/AIDS di Sukoharjo Capai 133 Orang, Pelajar Diajak Perangi Pergaulan Bebas

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Espos/Trianto Hery Suryono Kepsyen: Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo, Haryanto yang juga Wabup Sukoharjo (dua dari kanan) menunjukkan gambar poster kepada Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya sebelum deklarasi Dasiat Perangi Pergaulan Bebas di halaman SMAN 1 Sukoharjo, Jumat (24/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

 Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sukoharjo, Haryanto yang juga Wabup Sukoharjo (dua dari kanan menunjukkan gambar poster kepada Bupati Sukoharjo, Wardoyo Wijaya sebelum deklarasi Dasiat Perangi Pergaulan Bebas di halaman SMAN 1 Sukoharjo, Jumat (24/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Trianto Hery Suryono)

SUKOHARJO — Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo, Guntur Subiyantoro menyatakan hingga Mei 2013, jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Makmur sebanyak 133 penderita namun kini tinggal 75 orang yang masih bertahan hidup.

Advertisement

Dari jumlah penderita mayoritas generasi muda. Sedangkan faktor menularnya HIV/AIDS adalah virus dan pola penularan terjadi karena hubungan seks bebas ataupun pemakaian jarum suntik yang tak steril atau dari penderita ke orang sehat.

Terkait kondisi itu, Jumat (24/5/2013) di halaman SMAN 1 Sukoharjo digelar aksi dasiat (pemuda siaga sehat).

Menurut Guntur, keterlibatan pelajar pada program dasiat diharapkan mampu meminimalisasi pergaulan bebas. Pelajar atau generasi muda, ujarnya, memiliki posisi strategis sehingga memiliki peran dan tanggungjawab bersama.

Advertisement

“Program Dasiat ke sekolah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang HIV/AIDS bagi pelajar. Jika para pelajar sudah paham, diharapkan berperan aktif menyebarluaskan pengetahuan itu ke masyarakat. Selain itu,” ujarnya.

Pada kesempatan itu juga dilakukan testimoni para ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan pameran poster tentang bahaya narkotika dan HIV/AIDS. Para pelajar membentangkan poster itu saat Bupati dan pejabat lain berkeliling melihat poster-poster tersebut. Guntur menegaskan, ODHA tidak perlu dikucilkan dan terjadi diskriminasi perlakuan.

Bagi penderita di Sukoharjo, Guntur mengatakan, pengobatannya dibantu oleh Pemkab Sukoharjo melalui program jamkesda.

Advertisement

“ODHA bisa berobat ke BLUD RSU Sukoharjo.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif