Soloraya
Kamis, 16 Mei 2013 - 16:44 WIB

PERAMPOKAN KLATEN : Korban Temukan Kejanggalan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rumah Ketua PAC PDIP Karangdowo, Klaten, Suraji diberi garis polisi, Rabu (15/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Rumah Ketua PAC PDIP Karangdowo, Klaten, Suraji diberi garis polisi, Rabu (15/5/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN — Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) PDIP Klaten, Suraji, mengaku menemukan beberapa kejanggalan atas peristiwa perampokan yang menguras habis harta dan melukai penjaga rumahnya pada Rabu (15/5/2013) dini hari.

Advertisement

Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDIP Kecamatan Karangdowo ini menganggap rumahnya telah lama menjadi incaran perampok tersebut. Menurutnya, kawanan perampok itu sengaja beraksi saat dirinya bertolak ke Singapura.

“Senin (13/5/2013) sore saya ke Jakarta. Setelah menginap sehari, pada Rabu pagi saya berangkat ke Singapura. Begitu sampai di Singapura, saya diberi kabar bahwa telah terjadi perampokan di rumah saya. Saya curiga selama ini ada yang memonitor gerak gerik saya,” terang Suraji saat dihubungi Solopos.com melalui telepon genggamnya, Kamis (16/5/2013).

Advertisement

“Senin (13/5/2013) sore saya ke Jakarta. Setelah menginap sehari, pada Rabu pagi saya berangkat ke Singapura. Begitu sampai di Singapura, saya diberi kabar bahwa telah terjadi perampokan di rumah saya. Saya curiga selama ini ada yang memonitor gerak gerik saya,” terang Suraji saat dihubungi Solopos.com melalui telepon genggamnya, Kamis (16/5/2013).

Suraji menambahkan selain menguras perhiasan, emas batangan, ponsel, sejumlah uang, dan lain-lain, kawanan perampok tersebut juga membawa kabur sejumlah sertifikat tanah dan bangunan serta semua ijazah sekolah anaknya. Dia menganggap raibnya dokumen-dokumen tersebut terbilang janggal.

“Secara logika surat-surat itu tidak bisa diuangkan. Lalu mengapa masih nekat dibawa perampok itu?” tandasnya.

Advertisement

“Saya tidak bilang begitu [motif politik], tetapi biar masyarakat yang menyimpulkan. Apa ijazah yang dibawa kabur itu dikira milik saya, saya juga tidak tahu,” ungkapnya.

Suraji mengaku belum bisa menyebutkan total kerugian yang dialaminya. Namun dia memastikan bahwa emas batangan yang dibawa kabur kawanan perampok itu seberat setengah ons.

“Harga emas itu kan naik turun, jadi saya sendiri belum memastikan total kerugiannya,” paparnya.

Advertisement

Suraji mengaku hanya bisa pasrah dengan musibah yang dialaminya. Namun, dia berharap aparat polisi mampu membongkar pelaku perampokan yang menyatroni rumahnya tersebut.
“Kita tunggu saja, mampu tidak polisi membongkar pelaku perampokan ini,” katanya.

Sementara itu, hingga kini jajaran Polres Klaten belum juga mengetahui identitas kawanan perampok yang menyatroni kediaman Suraji yang berlokasi di depan Balaidesa Soka, Kecamatan Karangdowo ini.

“Kita yakin semua kejahatan pasti meninggalkan jejak. Kita masih melakukan penyelidikan secara intensif dan berkelanjutan,” papar Kaur Bin Ops Sat Reskrim Polres Klaten, Iptu Danang Eko P, mewakili Kasat Reskrim AKP Dhanu Pamungkas dalam pesan singkat yang diterima Solopos.com.

Advertisement

Sebelumnya, kawanan perampok yang diperkirakan berjumlah 10 orang menyatroni rumah Suraji, 50, warga Dusun Soka, Desa Soka, Kecamatan Karangdowo, Klaten, Rabu (15/5/213), dini hari.

Setelah melompat pagar yang tingginya sekitar 2 meter, kawanan perampok melumpuhkan Dwi Raharjo, 50, kerabat korban yang bertugas menjaga rumah di bagian teras. Kawanan perampok berhasil membawa sejumlah perhiasan seberat sekitar 50 gram, uang tunai Rp20 juta, sejumlah uang dolar, enam unit ponsel, emas batangan yang belum diketahui nilainya, sertifikat rumah dan tanah, kunci mobil Honda CRV dan lain-lain. Korban diperkirakan mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif