Pilkada
Senin, 13 Mei 2013 - 00:04 WIB

PILGUB JAWA TENGAH : "HP-Don Tak Rasional, Bissa Tak Jelas, Gagah Ngawur"

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Logo Pilgub Jateng

Logo Pilgub Jateng

SEMARANG-Tiga pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jateng 2013 dinilai tidak mengetahui permasalahan di Jateng.
Advertisement

Penilaian ini diungkapkan Direktur Lembaga Penelitian Pemberdayaan Indonesia (LPP) Semarang, Drs Joko J Prihatmoko MSi.

“Para cagub-cawagub ora mudeng [tidak mengetahui] problem yang dihadapi masyarakat Jateng,” katanya kepada Solopos.com di Semarang, Minggu (12/5/2013).

Advertisement

“Para cagub-cawagub ora mudeng [tidak mengetahui] problem yang dihadapi masyarakat Jateng,” katanya kepada Solopos.com di Semarang, Minggu (12/5/2013).

Hal ini, menurut dia, terungkap dari debat cagub-cawagub yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jateng di Hotel Patra, Kota Semarang, Jumat (10/5) malam.

Dari debat itu, lanjut dia, terlihat program yang diawarkan pasangan nomor satu Hadi Prabowo-Don Murdono (HP-Don), pasangan nomor dua Bibit Waluyo-Sudijono Sastroatmodjo (Bissa), dan pasangan nomor tiga Ganjar Pranowo-Heru Sudjatmoko (Gagah) tidak terukur.

Advertisement

Dia mencontohkan program kartu Jateng sejahtera dari HP-Don yang antara lain menjanjikan pelayanan kesehatan gratis tidak rasional, karena menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota.

Demikian pula program HP-Don yang menjanjikan akan membantu setiap desa Rp50 juta, akan sulit dilaksanakan, karena dana APBD Jateng terbatas.

Sedang, incumbent atau patahana Bibit Waluyo tidak jelas, karena sekadar mengulang program Bali Ndeso Mbangun Desa sebelumnya, tak ada trobosan.

Advertisement

“Program kartu nelayan dan kartu petani yang ditawarkan Gagah, ngawur, karena itu menjadi kewenangan dan kebijakan bupati/walikota. Pemerintah provinsi [Pemprov] Jateng hanya sebagai koordinator,” bebernya.

Tentang ketidakpahaman para cagub-cawagub Jateng terhadap permasalahan yang dihadapi, juga diungkapkan pengamat ekonomi dan politik, Ichsanuddin Noorsy

Tiga pasangan cagub-cawagub Jateng tersebut, menurut dia, bahkan dinilai tidak mengetahui akar masalah dan tidak memiliki basis data.

Advertisement

”Masing-masing pasangan cagub-cawagub tak memiliki konsep yang jelas guna mencarikan solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat Jateng,” beber dia kepada wartawan seusai menjadi panelis debat cagub-cawagub Jateng.

Selain Ichsanuddin Noorsy, panelis debat lainnya yakni mantan Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Prof Eko Budiharjo.

 

Lebih lanjut, Ichsanuddin menyatakan para cagub-cawagub juga dinilai tidak

mengehahui kondisi APBD Jateng, sehingga program yang ditawarkan juga akan sulit direalisasikan bila nanti terpilih menjadi gubernur.

 

“Kalau cagub tak memahami APBD, maka program yang dijanjikan nantinya tak akan teralisasi, karena tak ada dukungan anggaran dana,” ungkap dia.

 

KPU masih menggelar dua debat cagub-cawagub lagi yakni pada 14 Mei di Kampus Undip, Tembalang dan 22 Mei di Hotel Gumaya. “Kedua debat cagub tersebut akan disiarkan langsung televisi swasta,” ujar anggota KPU Jateng Nuswantoro Dwiwarno.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif