News
Senin, 13 Mei 2013 - 18:31 WIB

KASUS SUAP IMPOR DAGING SAPI : Penyidik Kurang, KPK Tunda Sita Mobil di DPP PKS

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas di Kantor DPP PKS memasang spanduk ucapan selamat datang kepada KPK yang hari ini akan melakukan penyitaan terhadap sejumlah mobil yang diduga terkait tindak pidana pencucian uang dan suap impor daging sapi. KPK batal melakukan penyitaan hari ini dengan alasan kekurangan jumlah penyidik. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Petugas di Kantor DPP PKS memasang spanduk ucapan selamat datang kepada KPK yang hari ini akan melakukan penyitaan terhadap sejumlah mobil yang diduga terkait tindak pidana pencucian uang dan suap impor daging sapi. KPK batal melakukan penyitaan hari ini dengan alasan kekurangan jumlah penyidik. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi menunda eksekusi penyitaan 6 mobil terkait dugaan kasus suap impor daging sapi dan tindak pidana pencucian uang di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera hari ini, Senin (13/05/2013) karena kekurangan tim penyidik.
Advertisement

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan akibat keterbatasan tim penyidik, KPK membatalkan penyitaan 6 mobil yang saat ini sudah disegel tersebut. Menurutnya, proses penyitaan akan dijadwal ulang kembali. “Berdasar informasi dari tim penyidik, hari ini batal disita keenam mobil terkait LHI tersebut karena hingga sore ini tim penyidik full memeriksa saksi yang dipanggil KPK. Kami akan menjadwal ulangkan kembali,” ujar Johan kepada pers, Senin (13/05/2013).

Adapun keenam mobil yang saat ini telah disegel KPK dan masih berada di kantor DPP PKS yakni Volkswagen Carravelle dengan nomor polisi B 948 FRS yang dimiliki atas nama Ali Imron yaitu ajudan Luthfi, Mazda CX9 nomor polisi B 2 MDF atas nama Luthfi dan Toyota Fortuner B 544 FRS atas nama orang dekat Lutfhi yaitu Ahmad Zaky, serta dua mobil yang belum diverifikasi nomor polisinya yaitu Nissan Navara, Pajero Sport dan Mitshubisi Grandis.

Dalam kasus suap impor sapi, KPK telah menetapkan lima orang tersangka yaitu Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah, dua orang direktur PT Indoguna Utama yang bergerak di bidang impor daging yaitu Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi dan direktur utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman. Fathanah bersama Lutfi Hasan disangkakan melanggar Pasal 12 Huruf a atau b atau Pasal 5 Ayat (2) atau Pasal 11 UU No. 31/1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 20/2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP mengenai penyelenggara negara yang menerima hadiah atau janji terkait kewajibannya.

Advertisement

Keduanya juga dikenakan disangkakan melakukan pencucian uang dengan sangkaan melanggar pasal 3 atau pasal 4 atau pasal 5 Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Sementara Elizabeth, Juard dan Arya Effendi diduga melanggar Pasal 5 Ayat (1) atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 20/2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang pemberian hadiah atau janji kepada penyelenggara negara.

Juard dan Arya ditangkap KPK pasca menyerahkan uang senilai Rp1 miliar kepada Fathanah, KPK sudah menyita uang tersebut yang merupakan bagian nilai suap yang seluruhnya diduga mencapai Rp40 miliar dengan perhitungan “commitment fee” per kilogram daging adalah Rp5.000 dengan PT Indoguna meminta kuota impor hingga 8.000 ton.

Advertisement

Mentan Suswono, Luthfi Hasan Ishaaq, Ahmad Fathanah, Maria Elisabeth Liman pernah bertemu pada 11 Januari di Hotel Aryaduta Medan untuk membahas kuota impor daging sapi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif