Soloraya
Minggu, 5 Mei 2013 - 09:32 WIB

Warga Bantaran Kali Anyar Abaikan Instruksi Walikota

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sebuah rumah berdiri di bantaran Kali Anyar Solo. Rumah yang dihuni empat orang tersebut rawan terkena longsor bantaran kali seperti yang terjadi di rumah sebelahnya Februari lalu. Foto diambil, Sabtu (4/5/2013). (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)


Sebuah rumah berdiri di bantaran Kali Anyar Solo. Rumah yang dihuni empat orang tersebut rawan terkena longsor bantaran kali seperti yang terjadi di rumah sebelahnya Februari lalu. Foto diambil, Sabtu (4/5/2013). (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

SOLO--Warga bantaran Kali Anyar Solo tepatnya di depan Terminal Tirtonadi atau Minapadi RT 001/ RW 009, Nusukan, Banjarsari, mengabaikan instruksi Walikota, FX Hadi Rudyatmo, untuk segera pindah dari tempat tinggal mereka.

Advertisement

Sebelumnya orang nomor satu di Kota Bengawan memerintahkan warga segera pindah sementara ke Pondok Boro yang terletak tidak jauh dari bantaran atau tanggul Kali Anyar. Alasannya, tempat tinggal warga tidak layak huni menyusul longsor Februari lalu.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Sabtu (4/5/2013), hanya terdapat lima keluarga yang sudah tinggal di Pondok Boro. Sementara 11 Keluarga lainnya memilih bertahan di rumah mereka kendati longsor susulan mengintai. Mereka tidak mau pindah lantaran memiliki usaha di rumah lama.

Seorang warga bantaran Kali Anyar yang telah pindah ke Pondok Boro, Suparmi, 55, menuturkan, alasan warga enggan pindah karena merasa kondisi bangunan rumah mereka masih kokoh.  “Mereka bertahan karena merasa bangunan rumah masih kuat,” ungkapnya.

Advertisement

Suparmi mengatakan, 16 keluarga warga bantaran Kali Anyar, termasuk lima keluarga yang sudah pindah, sebenarnya sudah dijatah kamar di Pondok Boro. Namun sebagian besar warga hanya memanfaatkan jatah ruang untuk menyimpan beberapa barang. “Kamar hanya untuk menyimpan barang. Untuk tidur dan aktivitas masih di bantaran,” imbuhnya.

Tempat Tinggal Baru

Suparmi sendiri meminta Pemkot Solo segera merealisasi permintaan warga untuk menyediakan tempat tinggal baru. Sebab kendati sudah tinggal di Pondok Boro, Suparmi dan tiga anggota keluarganya merasa kurang betah.

Advertisement

“Harapannya ya segera diberi rumah sendiri. Selama ini kami paksakan betah tinggal di sini [Pondok Boro].”

Ukuran kamar yang sempit dan kerusakan beberapa bagian Pondok Boro menjadi pemicu ketidakbetahan Suparmi dan keluarga. Seorang penghuni lain Pondok Boro, Rubinem, 67, menilai kerusakan pondok sudah saatnya diperbaiki.

“Lantai dan tembok banyak yang retak. Bagian plafon juga jebol sehingga membahayakan penghuni,” urainya.

Pondok Boro selesai dibangun sekitar empat tahun lalu dan sampai sekarang belum dioperasikan. Pembangunan pondok masuk program bantuan rumah khusus Kementerian Perumahan Rakyat yang bekerja sama dengan Pemkot Solo. “Sejak selesai dibangun belum pernah diresmikan dan dioperasikan,” terang Wiwin, warga setempat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif