Jogja
Sabtu, 4 Mei 2013 - 11:50 WIB

Ekskavasi Kraton Pleret Butuh Waktu Lama

Redaksi Solopos.com  /  Maya Herawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ekskavasi Kedaton Pleret JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Ekskavasi Kedaton Pleret
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

BANTUL–Upaya ekskavasi untuk mengungkap sejarah keberadaan Kraton Mataram Kerta atau Mataram Pleret di Dusun Kedaton, Pleret, Bantul, Dinas Kebudayaan DIY terus melakukan upaya ekskavasi.

Advertisement

Pada penggalian yang dilakukan Rabu (1/5), tim menemukan bekas fondasi bangunan Kedaton (kraton) di Dusun Kedaton, Desa Pleret, Kecamatan Pleret. Bangunan itu diperkirakan sebagai tempat kediaman keluarga kerajaan. Di area galian seluas 300 meter persegi, tim mulai menemukan batu bata kuno yang tertata.

Tim ekskavasi, Rully Endriadi mengatakan, penggalian dilakukan menindaklanjuti penelitian panjang yang telah dilakukan tentang Kraton Pleret yang diperkirakan dibangun sebelum 1677.

Menurut Rully, dalam penelitian yang dimulai sekitar 2003, ditemukan sejumlah bangunan dan benda pendukung tentang keberadaan istana raja di Pleret. Bangunan itu di antaranya benteng dan cepuri yang menyerupai ciri-Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Advertisement

Diakui Rully, penelitian yang dilakukan membutuhkan waktu yang panjang. Pasalnya literatur yang didapatkan sangat terbatas. Tim hanya memiliki peta peninggalan Rouffar pada era zaman Belanda, sekitar 1889. “Peta itupun sulit dipahami karena tulisan huruf Belanda sudah tidak utuh,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (2/5).

Dalam peta ini, Tim mendapatkan sketsa penting seperti gambar bekas benteng yang mengelilingi bangunan yang belakangan diyakini sebagai bangunan kraton. Ruli menambahkan, situs yang ditemukan merupakan kewilayahan Kedaton. Selain itu sejumlah artefak turut ditemukan di kedalaman 30 meter.

“Keramik dari China, gerabah, dan artefak bahan logam. Temuan benda itu makin meyakinkan kami jika lokasi ini dulu merupakan tempat tinggal raja,” ujarnya.

Advertisement

Ruli juga memperkirakan, bangunan Sitihinggil kemungkinan berada di dekat Kantor Kecamatan Pleret. Hal ini didasarkan pada temuan umpak (batu penyangga tiang utama bangunan). Sedangkan Alun-alun Kraton berada tepat di halaman SMA Pleret.

Ruly belum dapat memastikan sampai kapan penggalian ini akan dilakukan karena perlu koordinasi dengan pemerintah dan dinas terkait. Terlebih, imbuh Rully, Dinas Kebudayaan memiliki rencana menjadikan situs itu sebagai museum karya penelitian berbasis pelestarian.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif