Ndilalah malam itu yang giliran ronda adalah Tom Gembus, sang ketua RT yang merupakan menantu Pakde Jon Koplo. Ketika Gembus ditemani beberapa warga keliling kampung, di salah satu sudut kebun milik warga, tiba-tiba mereka melihat sebuah gerakan mencurigakan dari balik semak-semak. Dengan sigap lampu senterpun di arahkan ke sana. Dan terlihatlah sesosok manusia yang indlap-indlip di bawah pohon sambil kudhungan sarung.
Menyadari keberadaan dirinya diketahui para peronda, Pakde Jon Koplo langsung njranthal, lari terbirit-birit. Keruan saja para peronda itu mengejar sambil berteriak, “Maliiing…! Maliiiiiing…!”
Saking takutnya, Pakde Koplo lari tunggang langgang dan akhirnya mak gedhabrus… byurrr…! Ia terperosok di parit dengan basah kuyup. Melihat buronannya terjatuh, para personil ronda pun berhenti dengan senter tersorot ke arah Pakde Koplo.
“Oalah, Pakde…Pakde… Bul njenengan ta wau? Wong pun sepuh ndalu-ndalu kok malah ngejak playon,” ujar salah satu warga.
“Wong aku mung arep metu golek angin kok malah mbok sorot sokle!”, kata Pakde Koplo beralasan.
“Golek angin napa golek angin?” seloroh seorang warga sambil cekikikan.
Akhirnya Pakde Jon Koplo pun diantar pulang dengan keadaan klebus dan kisinan.
Nila Sari, Duwetan RT 002/RW 004, Duwetan, Jumapolo, Karanganyar