Suatu siang, Jon Koplo mendapat tawaran ngelesi dari kenalannya. “Pren, ada nggak yang bisa ngelesi IPA untuk kelas XII?” demikian bunyi SMS itu, lengkap dengan nama, nomor HP dan alamat siswa.
Merasa sudah kewalahan mengatur jadwal, lagi pula kurang menguasai bahan yang diminta, Koplo menampik tawaran itu dan berjanji akan menawarkannya kepada rekannya. Ia langsung mem-forward SMS itu kepada Lady Cempluk. Celakanya, Cempluk sendiri juga sibuk. Maka SMS itu pun diteruskan ke temannya, Gendhuk Nicole. Sayangnya, Cempluk lupa membalas SMS Koplo.
Sore harinya, Jon Koplo mendapat SMS dari Gendhuk Nicole yang isinya, “Pren, ada nggak yang bisa ngelesi IPA untuk kelas XII?”
Setelah diamat-amati, ternyata pesan singkat itu sama persis dengan yang ia kirim ke Cempluk, bahkan sampai ke titik-komanya.
Koplo pun membalas SMS Gendhuk, “Ndhuk, ketoke kuwi SMS sing tak kirimke Cempluk, hla kok mbok balekke nyang nggonku?”
Tak lama kemudian Gendhuk Nicole menelepon Jon Koplo dan mengatakan kalau SMS itu memang dari Cempluk. Ia mengirim ke Jon Koplo karena mengira temannya itu butuh job les-lesan.
“Wah jan, SMS kok mubeng ki piye,” ujar Koplo sambil ngekek.
Yuli Purnaningsih, Bakalan RT 005/RW 011 Kadipiro, Solo