SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Kerispatih facebook)
JOGJA—Bertahan 10 tahun di industri musik tanah air menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi Kerispatih. Apalagi band yang terbentuk pada 2003 silam itu kerap menemui sejumlah rintangan dalam perjalanan karir mereka.
“Tamparan paling besar adalah saat kami berusia tujuh tahun dan vokalis kami berurusan dengan polisi karena kasus narkoba,” kata Badai, keyboardis Kerispatih saat jumpa pers di Liquid Kafe, Jalan Magelang (2/5).
Perlahan tapi pasti, cobaan tersebut dilalui band yang diawaki oleh Badai (kibor), Fandy (vokal), Anton (drum), Arif (gitar), dan Andika (bas). Mereka akhirnya menemukan vokalis baru bernama Fandy Santoso yang didapuk menggantikan Samy Simorangkir, mantan vokalis Kerispatih yang tersandung kasus narkoba pada 2010 lalu.
Hanya pergantian itu ternyata tidak mudah bagi Kerispatih. Pasalnya, penikmat dan Mahapatih (sebutan fans Kerispatih) sudah terlanjur kepincut dengan karakter Samy Simorangkir. Bahkan, ungkap Badai, kemampuan Fandy dan Samy kerap dibanding bandingkan.
“Bahkan ada yang menilai masih bagusan Samy. Namun saya berpikir sah sah saja. Yang pasti hal itu merupakan fenomena wajar karena berarti pecinta belum bisa menerima perubahan dengan cepat,” kata Badai.
Lambat laun pecinta musik dan Mahapatih pun akhirnya mendukung pergantian vokalis baru. Kebahagiaan pun bertambah tatkala pada 2011 lalu Kerispatih mendapatkan penghargaan di Singapura karena lagunya yang berjudul Tertatih banyak didowonload warga di negeri singa putih itu.
“Aku saja enggak menyangka,” ujar Badai.
Atas prestasi mereka yang bisa bertahaan di angka 10 itu. Kerispatih menggelar konser bertajuk Satu Dekade di 10 kota di Indonesia yang dilakukan sejak 21 April 2013 lalu. Jogja sendiri adalah kota yang dijadikan lokasi konser Kerispatih.
“Dengan konser ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada fans yang selama ini setia menemani kami,” ungkap Badai.