Soloraya
Rabu, 24 April 2013 - 18:15 WIB

SOLAR LANGKA : Penumpang Bus Jurusan Purwokerto Pilih Ngompreng

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Puluhan bus trayek Surabaya-Solo-Purwokerto di Terminal Tirtonadi tidak beroperasi alias dikandangkan, Rabu (24/4/2013). Akibatnya penumpang jurusan Purwokerto terpaksa ngompreng bus Solo-Jogja.

Sebagian memilih menggunakan bus malam dengan harga tiket dua kali lipat. Berdasarkan informasi yang dihimpun, puluhan bus reguler Surabaya-Purwokerto maupun Solo-Purwokerto memilih mengandangkan armada sejak pagi. Bus tersebut di antaranya PO Antar Jaya, PO Sri Mulyo, PO Dahlia, PO Mandala. Mereka tidak berani mengoperasikan armadanya sebagai bentuk solidaritas aksi mogok massal angkutan umum yang dilakukan wilayah Banyumas dan Kedu.

Advertisement

Ratusan penumpang terpaksa menunggu di terminal hingga berjam-jam. Mereka bahkan rela ngompreng menggunakan bus Solo-Jogja. Sebagian memilih menggunakan bus malam dengan tarif dua kali lipat.

“Sudah tiga jam nunggu bus tidak ada. Padahal mau pulang ke Purwokerto,” keluh warga Purwokerto, Suwito.

Dia mengaku terpaksa menggunakan bus malam PO Budiman jurusan Solo-Bandung melalui jalur selatan. Namun tentunya, dia menambahkan dengan tarif tiket dua kali lipat dari tiket bus reguler.

Advertisement

“Kalau tidak siasati seperti ini nanti tidak bisa pulang. Yang lain naik bus Solo-Jogja, tapi sampai di Jogja sama saja, bus tidak berani jalan,” tuturnya.

Sopir bus PO Suharno, Sondong menuturkan aksi mogok massal angkutan umum di wilayah Banyumas berimbas pada penumpang di Terminal Tirtonadi. Dia mengungkapkan banyak penumpang Purwokerto yang terpaksa naik bus Solo-Jogja. Mereka kemudian melanjutkan perjalanan dari Jogja menuju Purwokerto.

“Bus dari Jogja ke arah sana (Purwokerto) tidak ada yang berani jalan. Jadi penumpang yang naik dari Solo mau ke Purwokerto, berhenti di Jogja,” tuturnya.

Advertisement

Dia mengakui sebagian penumpang di Jogja diangkut menggunakan mobil kepolisian. Beberapa ngompreng mobil pelat hitam dengan tarif gila-gilaan.

“Satu orang tadi bisa kena Rp100.000. Mau bagaimana lagi, kalau tidak ngompreng tidak bisa ke Purwokerto. Bus tidak ada yang berani jalan ke sana. Jadi mandek di Jogja,” tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif