Alarm berbunyi, Cempluk pun terbangun. Sebagai ibu rumah tangga, ia harus memulai aktivitas paginya meskipun ngantuk-nya pol. “Oooaaahmmm… Halah, kok ya wis esuk ta ya,” gumamnya sambil gruyah-gruyuh berjalan menuju dapur.
Ceklek..!.Kompor gas dinyalakan. Seperti biasa, yang pertama dilakukan adalah nggodog wedang. Sambil menunggu air mendidih, Cempluk isah-isah. Biasanya, ketika acara isah-isah selesai, air sudah mendidih.
Tapi pagi itu beda, sampai ia selesai isah-isah, suara kemrengseng belum juga terdengar. Cempluk pun menyapu di dapur. Lama-lama ia penasaran, “Banyuku kok ora umup-umup?”
Setelah diperhatikan, ternyata gocekan tutup ceretnya undlap-undlup naik-turun. Bau plastik terbakar juga tercium.
Cempluk lalu mematikan kompor dengan panik. Diangkatnya ceret tersebut mak nying… Ternyata ceretnya ringan sekali. Rupanya ia tadi lupa mengisi air. Yang diengkrongke adalah ceret kosong. Setelah tutup ceret dibuka, ternyata gocekan tutup ceretnya yang terbuat dari plastik itu sudah meleleh sampai ke bawah.
Kantuk Cempluk langsung hilang, berganti dengan malu dan anyel kepada dirinya sendiri. Dengan sangat terpaksa Cempluk mempensiunkan ceret yang sudah gosong itu. “Tujune ora ana sing ngerti,” gumamnya.
Anasanti Darah Setomo, Rejosari RT 001/RW 001 Bendosari, Sawit, Boyolali