Sayangnya, Mbah Jon Koplo lupa cucunya duduk di kelas berapa. Dia hanya tahu cucunya bukan siswa bari di situ. Dengan sabar Tom Gembus menngantar tamunya menuju setiap ruangan kelas VIII sambil bertanya kepada setiap wali kelas.
“Apa di sini ada siswa yang bernama Gendhuk, Bu? tanya Tom Gembus kepada Lady Cempluk, wali kelas terakhir yang mereka temui.
“Wah, tidak ada, Pak Tom. Malah semua rapor sudah diambil kok. Ada apa ya?” tanya Cempluk.
Setelah mudheng permasalahannya, Cempluk menyarankan kepada Tom Gembus untuk membuka file daftar presensi siswa di semua kelas, termasuk kelas VII dan IX untuk mengetahui ruang kelas Gendhuk.
“Nama lengkap Gendhuk siapa, Mbah?” tanya Tom Gembus.
“Waduh, saya ndak hapal, Nak. Tapi catatannya ada kok,” jawab Mbah Koplo sambil mengeluarkan secarik kertas bertuliskan nama sang cucu dan sekolahannya. “Oalah, mbok dari tadi ditunjukkan, Mbah… Mbah,” ucap Tom Gembus rada anyel.
Melihat angka yang tertulis di kertas tersebut barulah Tom Gembus ngeh kalau Mbah Koplo salah masuk sekolah. Seharusnya ia mengambil rapor di SMP negeri yang ada di seberang jalan, memang angkanya hampir mirip.
“Oalaaah, tiwas sak sekolahan diublek-ublek, bul neng sekolah liya,” sambat Tom Gembus sambil ngguyu-ngguyu mesakake.
Sriyono, Joglo RT 002/RW 010 Kadipiro, Banjarsari, Solo