Soloraya
Kamis, 18 April 2013 - 18:09 WIB

PDAM Akan Naikkan Tarif Pengelolaan Air Limbah

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pekerja menyelesaikan pembangunan tempat penampungan limbah rumah tangga di Pringgading, Setabelan, Solo, beberapa waktu lalu. PDAM Solo berencana menaikkan tarif pengelolaan air limbah untuk menyesuaikan dengan biaya operasi. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Pekerja menyelesaikan pembangunan tempat penampungan limbah rumah tangga di Pringgading, Setabelan, Solo, beberapa waktu lalu. PDAM Solo berencana menaikkan tarif pengelolaan air limbah untuk menyesuaikan dengan biaya operasi. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo berencana menaikkan tarif pengelolaan air limbah sebesar 20% hingga 30%.
Advertisement

Kebijakan itu disusun guna menyiasati defisit anggaran pengelolaan air limbah yang mencapai Rp1,4 miliar per tahun. Direktur Utama (Dirut) PDAM Solo, Singgih Tri Wibowo, menjelaskan pengolahan air limbah dari sambungan sanitasi warga hingga dapat dibuang ke sungai membutuhkan biaya tinggi. Selama ini, lanjut dia, biaya yang dibayarkan pelanggan sambungan sanitasi komunal belum mencukupi kebutuhan pengolahan air limbah. Sehingga, biaya pengelolaan air limbah harus disubsidi melalui pendapatan rekening air bersih.

Hingga saat ini, draf penaikan tarif rekening air limbah tengah digodok PDAM Solo. Draf tersebut secepatnya bakal diajukan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Singgih menargetkan penaikan tarif dapat dilaksanakan tahun ini. Pasalnya, tarif rekening air limbah belum pernah mengalami kenaikan sejak 2004. Setiap rumah tangga yang tergabung dalam sambungan sanitasi PDAM hanya ditarik biaya Rp5.000 per bulan. Sementara itu, tarif rekening air limbah untuk industri pariwisata hanya dipatok Rp100.000 per bulan.

“Sudah terlalu lama tidak naik, tarif itu akan kami naikkan sesuai perhitungan yang sedang dibahas, ya mungkin sedikit di atas tarif lama,” ungkap Singgih kepada wartawan seusai diskusi Media Dalam Pusaran Isu Air Bersih dan Sanitasi Bagi Warga Miskin di Restoran Omah Sinten, Solo, Kamis (18/4/2013).

Advertisement

Singgih menambahkan, lebih kurang terdapat 13.500 sambungan sanitasi di Kota Solo. Lebih dari 90% pelanggan sambungan sanitasi berasal dari sektor rumah tangga. Akan tetapi, angka tersebut terhitung kecil untuk jumlah penduduk Kota Solo yang sangat padat. “Kira-kira hanya 13% hingga 15% yang sudah pakai sambungan sanitasi, lainnya masih pakai septic tank sendiri di tiap rumah,” imbuh dia.

Singgih mengklaim, pembungan air limbah melalui sambungan sanitasi PDAM jauh lebih aman dibandingkan dengan septic tank pribadi. Oleh karena itu, PDAM akan mengajak seluruh masyarakat Kota Solo menggunakan sambungan sanitasi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, membenarkan pernyataan tersebut. Menurut dia, penggunaan septic tank pribadi, terlebih di lingkungan padat penduduk, sangat rawan bagi kesehatan. Air limbah dari septic tank dikhawatirkan dapat terserap dalam air tanah yang dikonsumsi warga. “Itu jelas bahaya, limbah di septic tank kan mengandung banyak bakteri dan penyakit, bisa menyebabkan kolera, diare dan penyakit yang lain. Memang lebih aman pakai sambungan sanitasi komunal,” tambah Siti.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif