Soloraya
Selasa, 16 April 2013 - 17:03 WIB

Massa BMPP Kembali Demo, Kasus Bakal Dibawa ke KPK

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Aksi unjuk rasa MBMP di Pemkab Boyolali, Selasa (16/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

Aksi unjuk rasa MBMP di Pemkab Boyolali, Selasa (16/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Septhia Ryanthie)

BOYOLALI — Massa Barisan Merah Putih Pengging kembali mendatangi Kantor Bupati Boyolali, Selasa (16/4/2013), untuk berunjuk rasa. Mereka mendesak agar Bupati Boyolali, Seno Samodro, menemui langsung dan menanggapi aspirasi mereka yang menolak arogansi Bupati dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Susu selama ini. Terpisah, Bupati Seno menyatakan tidak bersedia menemui massa Barisan Merah Putih Pengging tersebut.

Advertisement

Pantauan di Kantor Bupati Boyolali, Selasa, massa mendatangi lokasi dengan membawa sejumlah spanduk bertuliskan berbagai tuntutan agar Bupati menghentikan arogansinya dalam memimpin Kabupaten Boyolali, menolak intervensi kakak Bupati, Seno Kusumoharjo, dalam pemerintahan Boyolali, serta menolak intimidasi dan politisasi kalangan pegawai negeri sipil (PNS) di Boyolali.

Dalam aksi tersebut, mereka juga membawa pocong sebagai simbol matinya birokrasi di Kabupaten Boyolali. Beberapa spanduk bertuliskan Barisan Merah Putih sejumlah wilayah, seperti Gumukrejo, Metuk, Karanggeneng, Tawangsari, Butuh dan beberapa desa lain di Boyolali.

Koordinator aksi, Sri Wahyudi alias Glendoh, mengemukakan aksi unjuk rasa itu kali kedua dilakukan warga Boyolali yang tergabung dalam Barisan Merah Putih Pengging setelah aksi yang pertama, Kamis (28/3/2013) lalu. Glendoh mengklaim sedianya aksi tersebut akan diikuti hingga 1.000 orang yang datang dari berbagai penjuru wilayah Boyolali. Sayangnya, menurut dia, ratusan orang dari berbagai wilayah yang berniat bergabung dengan mereka dalam aksi tersebut dihadang aparat di tengah jalan.

Advertisement

Menyikapi pernyataan Bupati yang meragukan aksi unjuk rasa itu tidak murni aspirasi Barisan Merah Putih Pengging, Glendoh menyatakan hal itu merupakan bukti Bupati sangat meremehkan rakyat Boyolali.

“Selama ini, rakyat Boyolali hanya bisa berdiam diri dan hanya memendam rasa tidak puas terhadap arogansi Bupati Boyolali. Perasaan tidak puas rakyat Boyolali ini tidak pernah keluar karena takut mendapatkan intervensi dari Bupati Boyolali. Tapi kelahiran Barisan Merah Putih Pengging sebagai garda terdepan dari barisan rakyat Boyolali untuk melawan arogansi Bupati,” tegas Glendoh dalam aksi tersebut.

Koordinator Barisan Merah Putih Pengging lainnya, Sri Sujarwanto alias Gombloh, mendesak agar Bupati menemui langsung untuk menanggapi aspirasi mereka. Gombloh mengancam aksi unjuk rasa akant terus dilakukan jika Bupati tidak mau menemui mereka.

Advertisement

Glendoh menambahkan mereka juga menuntut penuntasan kasus sengketa terkait perubahan status Desa Kemiri menjadi kelurahan. Ditegaskan dia, pihaknya akan membawa dan melaporkan kasus tersebut kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar diusut tuntas.

Sementara saat dimintai tanggapan tentang aksi tersebut, Bupati Seno belum bersedia berkomentar. Dikatakan Bupati, pihaknya tidak menemui massa Barisan Merah Putih Pengging hari itu karena harus segera ke Jakarta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif