SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
Mengendarai pesawat milik maskapai penerbangan swasta Malaysia, Koplo dkk berangkat dari Bandara Adisucipto Jogja menuju Kuala Lumpur sebagai persinggahan pertama sebelum menuju ke Penang. Meskipun pemberangkatan harus delay (ditunda), hal itu tak mengurangi rasa gembira Jon Koplo.
Selang satu jam, akhirnya pesawat datang juga. Usai pemeriksaan tiket dan paspor, Koplopun menuju pesawat dan mencari tempat duduk sesuai yang tertera dalam tiket. “Wah dapat jatah kursi dekat jendela. Isa ndelok pemandangan karo sontrek-sontrek,” batin Koplo kesenengen.
Tidak lama kemudian pesawat pun take off. Tidak beberapa lama di udara, pramugari dan pramugara mulai bertugas membagikan makanan sambil melihat daftar dan mengecek penumpang. “Wah lumayan, dapat jatah makan dan minum. Bisa untuk ganjel weteng gara-gara delay tadi,” batin Koplo, sambil ngeleg idu.
Sesampai di deretan bangku Koplo, ternyata pramugari tidak memberikan apa-apa kepada Koplo, bahkan dilewati, padahal tiket sudah di acung-acungkan. “Lho, Mbak, jatah makan saya mana, kok dilewati?” teriak Koplo.
“Name Pak Cik tidek ade dalem daftar pesen makan,” jawab sang pramugari.
Koplopun tetap ngeyel minta jatah makan, karena perutnya memang sudah ngintir-intir.
“Pak Cik, kalau mau dapat makan, bisa pesen secara online. Daftar makanan ade dalam brosur yang terselip di bangku. Ni jatah terbatas sesuai pesanan, sila lihat. Kalau mau makan, bayar dulu dengan ringgit,” terang pramugari itu. Mak prempeng, saat itu juga wajah Jon Koplo pucat pasi karena harus ngampet lapar dan ngampet isin.
FX Triyas Hadi Prihantoro, SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo
