Soloraya
Sabtu, 13 April 2013 - 23:31 WIB

UN 2013 : Kunci Jawaban UN Merebak di Boyolali, Ditawarkan Rp300.000

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI — Jelang pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013, Senin-Kamis (15-18/4/2013), kunci jawaban UN ditengarai marak ditawarkan kepada siswa-siswa beberapa sekolah di Kabupaten Boyolali oleh oknum tak dikenal. Kunci jawaban tersebut ditawarkan dengan harga mulai dari Rp250.000 hingga Rp300.000.

Salah seorang siswa SMA Negeri (SMAN) 1 Boyolali, yang enggan disebutkan namanya, mengaku dirinya dan beberapa siswa lain di sekolah tersebut pernah ditawari kunci jawaban UN oleh seseorang yang tak begitu dikenalnya.

Advertisement

“Iya saya pernah ditawari. Katanya itu kunci jawaban UN. Selain saya, ada beberapa siswa kelas lain yang juga ditawari. Tapi kalau siapa saja yang membeli saya tidak tahu. Saya sendiri tidak beli karena harganya sampai Rp300.000, saya tidak punya uang. Tapi ya buat apa juga. Yang penting saya belajar dan mempersiapkan diri saja dengan baik untuk mengerjakan soal-soal UN tersebut,” tutur siswa tersebut ketika ditemui Solopos.com di rumahnya, Sabtu (13/4/2013).

Sayangnya, siswa tersebut mengaku tidak tahu menahu orang yang kali pertama menawarkan kunci jawaban tersebut. Sebab informasi itu biasanya diperoleh dari para siswa yang disebar dari mulut ke mulut.

“Saya tahunya ya dari teman-teman. Tapi teman satu kelas saya, setahu saya juga tidak ada yang membeli, mungkin teman yang beda kelas ada,” ungkapnya.

Advertisement

Diakui siswa tersebut, penawaran kunci jawaban UN yang dibanderol dengan harga mencapai ratusan ribu rupiah itu selalu terjadi setiap menjelang pelaksanaan UN.

“Setiap akan UN, memang selalu ada yang nawar-nawarin kunci jawaban seperti itu,” imbuhnya.

Ditemui terpisah, saat dimintai tanggapan tentang fenomena maraknya penawaran kunci jawaban UN, Ketua Komisi IV DPRD Boyolali, Mulyanto mengatakan belum pernah menemui kejadian seperti itu ataupun menerima laporan tentang hal itu. Namun Mulyanto menyarankan sebaiknya para siswa maupun orangtua tidak perlu menggubris hal itu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif