Sesampainya di tengah jalan, ndilalah dari arah belakang muncul Jon Koplo, teman mereka, mengendarai sepeda motor.
“Hai, pada mau ke mana nih? tanya Koplo.
”Biasa, cah enom, mingguan no,” jawab Cempluk kemayu.
“Nunut, Plo!” sambung Gendhuk Nicole tanpa basa basi.
Tak tega, Koplo pun terpaksa mengantar mereka sekaligus (talon).
Sepanjang perjalanan menuju cegatan bus, kebetulan ada jalan yang menanjak sekaligus pating brocel. Di tengah tanjakan, tak sengaja Koplo melewati jeglongan yang lumayan dalam. Tak diduga, Cempluk yang kebetulan duduk paling belakang terjatuh dari sepeda motor. Celakanya, Koplo maupun Gendhuk tidak menyadari kalau temannya kecer. Ia malah berkata, “Wah semakin menanjak malah semakin enteng ya?”
“Iya, semakin longgar juga,” balas Gendhuk. Padahal di belakang sana Cempluk memanggil-manggil dibantu dua orang pemuda yang sedang nongkrong di sekitar kejadian, namun mereka tidak menggubrisnya.
Sesampai di atas Gendhuk baru sadar kalo Cempluk ternyata tidak ada di belakangnya. ”Waduh, Plo! Cempluk ketinggalan!” katanya. Koplo berhenti dan menoleh ke belakang. “Walah, kok isa jiglok siji?” katanya sambil ngakak melihat Cempluk di bawah melambai-lambaikan tangannya.
Tina Rahayu, Bendorejo RT 002/RW008 Ngadiluwih, Matesih, Karanganyar