Entah kenapa asal muasalnya, hari itu simboknya sedari pagi ngumreng-umreng Jon Koplo agar segera mencari pekerjaan. Saking judeknya karena kuping panas, Koplo segera pergi dari rumah mencari udara segar. Ia pun memutuskan untuk tidur di sebuah musala milik seorang kiai di dekat rumahnya.
Baru sebentar saja tidur, sayu_sayup Koplo mendengar suara azan. Dilihatnya jarum jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul 12.00 WIB. Timbullah ide cemerlang Koplo. “Tak adan wae ah. Mengko nek Simbok krungu ben mari nesune,” batin Koplo. Ia pun langsung menyambar mikrofon dan menyerukan azan.
Namun apa yang terjadi Pembaca? Belum juga Koplo selesai azan, Pak Kiai datang dan langsung mematikan aliran listrik.
“Lho Pak, kula dereng rampung adane.”
“Ooo, dhasar cah gemblung! Iki dina Jemuwah ya Le. Nek adan nyang mesjid kana! Musola iki ora dienggo jum’atan. Mudheng ora?!” omel Pak Kiai.
“Lho. Nggih ta, Pak? Hehehe… nyuwun ngapunten,”
jawab Koplo sambil klithah-klithih keluar dari musala.
Warga sekitar pun sempat kaget, dikira ada salat Jumat di musala.
Mardiyah, Lempong, Jenawi, Karanganyar.