Solopos-fm
Selasa, 19 Maret 2013 - 13:10 WIB

‘Gaji dokter Indonesia terlalu rendah’

Redaksi Solopos.com  /  Ariyanto Mahardika  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - dr. Ganung Harsono, Sp.A(K)

dr. Ganung Harsono, Sp.A(K)

Solo [SPFM], Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Solo dr. Ganung Harsono, Sp. A(K) menilai bahwa masih rendahnya gaji dokter dengan status pegawai negeri sipil (PNS) di Indonesia, dan tanggungjawab yang berat, menjadi pemicu paramedis tidak bekerja dengan optimal. Rendahnya gaji dan insentif itu menjadi penyebab dokter-dokter PNS Rumah Sakit Umum Daerah, membuka praktik di rumah sakit swasta atau praktik sendiri. Dia juga menilai, terlalu banyaknya pasien yang harus ditangani seorang dokter dalam sehari, membuat dokter kewalahan. Ganung kepada SOLOPOS FM, Selasa (19/3), lantas membandingkannya dengan dokter-dokter di Singapura, dimana satu dokter hanya menangani lima pasien, dan digaji dengan standar yang tinggi. Sementara di Indonesia, adakalanya seorang dokter menangani hingga 50 pasien dalam sehari. Untuk mengoptimalkan kinerja dokter di rumah sakit pemerintah, Ganung mengusulkan agar dokter PNS digaji tinggi, dengan jam kerja yang tetap.

Advertisement

Seperti diketahui, sebelumnya, sejumlah pasien RSUD mengeluhkan buruknya kinerja dokter dalam melayani mereka. Seorang warga Pasar Kliwon, Solo, Tukinem seperti dikutip SOLOPOS (19/3)  mengaku sudah mulai antre sejak pukul 05.00 pagi, namun dokter belum ada ditempat hingga pukul 10.00 WIB. Akibatnya pasien di rumah sakit seringkali terlantar. Sejumlah rumah sakit beralasan, dokter yang terlambat karena melakukan visit, tindakan operasi atau jumlah dokter yang terbatas. Namun diduga, sejumlah dokter terlambat karena berpraktik di tempat lain.

Sementara tanggapan warga Solo terkait profesionalitas dan kinerja dokter ini beragam. Seorang pendengar SOLOPOS FM, Yatna misalnya mengatakan, seharusnya RSUD mengambil tindakan tegas apabila dokternya mengutamakan praktik di rumah sakit swasta yang gajinya besar. Sementara pendengar lainnya, Dini Imawati melalui akun jejaring sosial Facebook mengatakan hendaknya perlakuan terhadap pasien sama dan menganggap bahwa semua pasien sebagai ‘important people’. [SPFM/dtp]

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Dokter Gaji Indoensia
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif