Pilkada
Sabtu, 16 Maret 2013 - 15:45 WIB

PILGUB JAWA TENGAH: MUI Jateng Haramkan Suap

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) mengharamkan praktik suap-menyuap dalam masa kampanye pemilihan gubernur (Pilgub) Jateng Mei mendatang. Pernyataan itu ditegaskan Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Daroji, saat ditemui wartawan di sela-sela pengukuhan kepengurusan MUI Solo, di Balaikota Solo, Sabtu (16/3/2013) siang.

“Menjelang pemilu pasti ada serangan fajar. Ya, mungkin untuk Pilgub bisa Rp50.000. Dalam hadis Nabi, yang menyuap dan disuap itu masuk neraka. Dan itu haram hukumnya,” jelas Daroji.

Advertisement

Praktik suap-menyuap, papar Daroji, merupakan fenomena yang kerap terjadi di masyarakat menjelang pemilihan kepala daerah. Oleh karena itu, pihaknya menganjurkan kepada warga tidak tergiur dengan iming-iming uang dalam nominal tertentu demi kemenangan calon gubernur dan wakilnya. “Saya berharap agar masyarakat semua cerdas dan memilih pilgub dengan hati nurani. Yang kita pilih manusia, dipilih yang mempunyai prestasi yang baik dan dedikasi yang baik, jangan karena dipengaruhi uangnya,” jelas Daroji.

Dalam pemilihan Pilgub Jateng, kata Daroji, MUI menekankan kepada warga untuk memilih sosok pemimpin dengan kriteria akhlak yang baik dan berjuang untuk rakyat. Dia menerangkan banyak calon gubernur yang mengeluarkan banyak uang untuk memenangi pemilihan kepala daerah. Pihaknya khawatir tingkat korupsi kepala daerah akan semakin meningkat, mengingat tanggungan biaya kampanye yang cukup besar.

“Jika masa kampanye mengeluarkan banyak uang, maka kepala daerah terpilih punya keinginan mengembalikan modalnya. Seorang kepala daerah bisa menghabiskan uang Rp200 miliar dalam kampanye. Nah jika mau kembali, setiap tahunnya dia harus mendapatkan Rp40 miliar. Itu duit dari mana kalau tidak dengan cara berkorupsi,” tegasnya.

Advertisement

Di samping itu, MUI berharap agar dalam Pilgub nanti masyarakat tetap mau mencoblos dan tidak bersikap Golput. “Jangan sampai Golput. Golput atau bersikap masa bodoh, itu tidak mendidik. Yang jelas, kami (MUI) menyerahkan pilihan pemimpin Jateng kepada  masyarakat,” harap dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif