Soloraya
Selasa, 12 Maret 2013 - 16:43 WIB

DANA HIBAH: Geram Dana Hibah Tak Cair, Keraton Ajukan Bantuan ke UNESCO

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - GKR Wandansari (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris N)

GKR Wandansari (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris N)

SOLO — Geram karena bantuan dana hibah dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah dan Pemkot Solo tak kunjung cair, Keraton Solo mengajukan dana bantuan ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organisation). Keputusan keraton mengajukan bantuan ke lembaga di bawah naungan PBB demi kelestarian keraton.

Advertisement

“Saya lagi menyusun dan sebagian sudah kita ajukan ke UNESCO. Kalau pemerintah sendiri enggak mau peduli, ya siapa lagi yang mau melestarikan keberlangsungan keraton,” ujar Pengageng Sasana Wilapa, Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Wandansari Koes Moertiyah, atau sering disapa Mbak Moeng, saat ditemui wartawan, di kawasan keraton, Selasa (12/3/2013).

Moeng menegaskan Keraton Solo selama ini mempunyai andil besar terhadap pemerintah. Namun keberadaan keraton, kata Moeng, seolah tidak dihargai. Hal itu diketahui dari keengganan pemerintah mengucurkan dana hibah kepada keraton.

“Jika keberadaan keraton sudah dikuasai pemerintah tanpa diberi imbalan apa-apa ya enggak bisa. Saya mempunyai kewajiban dan tanggungjawab menjaga keraton. Saya menjadi Pengageng Sasana Wilapa yang ditugaskan trah Pakubuwono (PB) II-PB XIII, kalau keraton enggak diperhatikan dari sekarang terus kapan lagi?,” terang Moeng.

Advertisement

Perjuangan Moeng untuk menjaga kelestarian telah disampaikan dalam beberapa forum dan rapat di DPR RI. Dirinya menyuarakan kepada pemerintah supaya memerhatikan keberadaan keraton. Sebab, dia menyakini bahwa kemerdekaan Republik Indonesia atas andil besar dari keraton.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif