SOLOPOS.COM - Tampak depan Stasiun Jebres (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)
SOLO — PT Kereta Api Indonesia (KAI) membidik Stasiun Jebres menjadi lokasi percontohan penataan kawasan stasiun nasional. Proyeksi itu akan diiringi program berupa revitalisasi bangunan cagar budaya stasiun, penataan koridor dan penyediaan fasilitas pengguna jasa KA.
“Selain merevitalisasi stasiun, kami menyediakan fasilitas bagi penumpang di sepanjang jalan mulai SPBU Ledoksari sampai stasiun,” ujar Kepala Pusat Pelestarian Benda dan Aset Bersejarah PT KAI, Ella Ubaidi, kepada wartawan, Senin (11/3).
PT KAI siap menggelontor Rp200 juta untuk proyek percontohan nasional tersebut. Saat ini, PT KAI sedang mengkaji detail rencana anggaran biaya (RAB) penataan. Pihaknya segera menggelar pertemuan dengan Pemkot guna membahas penataan yang terintegrasi dengan koridor stasiun.
Diketahui, saat ini kawasan sekitar stasiun masih disewakan sebagai hunian dan tempat usaha warga seperti pertokoan, klinik hingga penginapan. Dengan kondisi wilayah ini, Ella yakin penataan terintegrasi tepat diaplikasikan di Solo.
“Saya pikir Solo lebih pas dibanding kota lain. Kota ini sudah siap dari berbagai aspek seperti ekonomi, tata ruang dan daya tarik kota. Terlebih Solo masuk dalam jaringan kota wisata dunia,” ucapnya.
Lebih lanjut, Ella mengatakan penataan tersebut bakal menciptakan stasiun yang bersih dari PGOT dan pedagang asongan. Selain mengganggu kenyamanan penumpang, dia menyebut keberadaan PGOT dan pedagang bisa menimbulkan aksi kejahatan.
Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengaku telah memetakan tugas bersama PT KAI dalam pembenahan wilayah Stasiun Jebres. Pemkot, terangnya, bertanggungjawab menata Pasar Ledoksari sekaligus membangun jalur pejalan kaki di sekelilingnya.
