Tokoh
Selasa, 5 Maret 2013 - 13:30 WIB

Irfan Sutikno: Bercita-Cita Menjadi Jurnalis

Redaksi Solopos.com  /  Tim Solopos  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Saat muda, Irfan Sutikno pernah bercita-cita menjadi seorang jurnalis. Saat duduk di bangku kuliah di Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo pada 1985, ia tercatat sebagai mahasiswa FISIP. Di sanalah, impiannya menjadi jurnalis menyala-nyala seiring dengan perkembangan usia mudanya.

“Sayang, impian saya kandas. Bukannya menjadi jurnalis, malah membuka usaha periklanan,” katanya saat berbincang dengan Espos, pekan lalu.

Advertisement

Sebelum membuka jasa periklanan Fresh Blood, Irfan menjadi pegawai di sebuah perusahaan periklanan swasta. Selama hampir 13 tahun, bapak dua putra ini tenggelam di dunia periklanan. Ia memulai dari paling bawah sebagai petugas marketing hingga menjadi seorang asisten direktur. “Saya sempat keluar juga namun kembali lagi bekerja di perusahaan itu,” paparnya.

Awal 2006, Irfan Sutikno mengambil keputusan besar. Ia memilih keluar dan merintis usaha mandiri dengan segmen tersendiri pula. Ia bermain di ceruk pasar yang sudah ada. Namun, ia mengambil segmen lain yakni pada konten iklan. “Karena modal saya enggak besar, usaha saya bergerak pada kreativitas dan penguatan konten iklan. Ini juga strategi agar tak terjadi gesekan dengan usaha iklan lain,” paparnya.

Sebagai usaha jasa yang fokus pada peningkatan mutu konten dan kreativitas, Irfan merasakan betul susahnya menularkan virus kreativitas kepada masyarakat awam. Selain karena kreativitas lebih bersifat ide dan konsep, kebiasaan masyarakat juga masih menyukai sesuatu yang fisik.

Advertisement

“Banyak orang memasang iklan tapi enggak punya konsepnya. Bagi mereka, yang terpenting dimuat media. Padahal, konsep ini jauh lebih penting agar pesannya tersampaikan,” paparnya.

Padahal, sambung Irfan, sebuah iklan yang tak memiliki konsep justru akan menghambur-hamburkan uang. Sebaliknya, iklan yang konsepnya jelas dan matang akan meminimalkan biaya karena punya daya jangkau dan efisiensi yang luas.

”Harga iklan kan sama saja tapi kalau konsepnya matang, pesan iklan jadi tersampai. Kalau tidak, ya sia-sia orang pasang iklan,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif