Redaksi Solopos.com / R. Bambang Aris Sasangka | SOLOPOS.com
Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo, Muhardi MS, mengatakan, banyak benda bersejarah yang saat ini disimpan di laboratorium sejarah Univet adalah identitas tertentu suatu daerah di Sukoharjo.. Benda-benda kuno tersebut seperti lumpang yang dulu pernah ditemukan di daerah Gatak. Ada pula berupa lingga dan yoni yang berukuran besar yang kini masih berada di Desa Pengkol, Kecamatan Nguter. Sedangkan di Langenharjo, Kecamatan Grogol, ungkapnya, juga pernah ditemukan arca.
Lebih lanjut ia mengatakan, benda-benda bersejarah yang berada di berbagai daerah di Sukoharjo itu, kata dia, perlu diperkenalkan kepada masyarakat. Salah satu cara untuk memperkenalkan itu yakni dengan wisata sejarah. “Sejarah itu bisa dikenalkan terlebih dahulu kepada siswa di sekolah melalui pelajaran sejarah. Jadi mereka bukan hanya melihat di buku, tapi juga tahu dan melihat secara langsung,” ujar Muhadi kepada Solopos.com.
Keraton Kartasura
Beberapa situs bersejarah yang masih utuh, seperti Keraton Kartasura maupun Pajang, juga perlu mendapatkan perawatan dan diperkenalkan kepada masyarakat. Selama ini, kata dia, orang lebih banyak tahu mengenai Keraton Surakarta. Padahal, sambungnya, Keraton Kartasura juga tak kalah untuk diketahui banyak orang.
Sementara itu, di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari, kata Muhadi, ada semacam pendopo yang digunakan oleh Pakuuwono IX untuk lokasi berburu dan bercengkerama dengan para pejabat keraton. Beberapa peralatan gamelan dan alat-alat pertanian pada zaman dulu, seperti ani-ani, juga perlu dilestarikan. Pasalnya, saat ini sudah banyak petani yang mulai meninggalkan cara-cara tradisional dalam memanen padi. “Anak-anak generasi sekarang mana tahu garu yang pada zaman dahulu masih digunakan untuk membajak sawah. Sekarang mereka tahunya alat bajak ya traktor,” paparnya.