Raungan sirene mobil pemadam kebakaran (damkar) menggema dari halaman Balaikota Solo, Senin (4/3/2013). Pagi itu, sejumlah titik api tampak berkobar di kompleks pemerintahan tersebut.
Alih-alih mengeluarkan selang air, petugas damkar justru menyiapkan karung goni untuk memadamkan si jago merah. Ajaib! Hanya dengan tiga karung goni basah, api yang memenuhi drum bekas langsung padam. Para pegawai negeri sipil (PNS) dan warga sontak bertepuk tangan melihat aksi pawang geni itu.
Aksi petugas Damkar Solo dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) Unit Damkar yang ke-94 ini seolah mengingatkan bahwa potensi kebakaran bisa ditangani siapa saja. Berbekal metode sederhana, warga mampu menjinakkan jilatan api.
Aksi petugas Damkar Solo dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) Unit Damkar yang ke-94 ini seolah mengingatkan bahwa potensi kebakaran bisa ditangani siapa saja. Berbekal metode sederhana, warga mampu menjinakkan jilatan api.
“Ini model tradisional yang bisa diterapkan dengan mudah,” ujar seorang petugas damkar seiring simulasi.
Tak sampai di sana, aksi yang memacu adrenalin pun diperagakan petugas damkar. Mengenakan pakaian pelindung warna oranye, mereka menembus api yang dinyalakan di kolam seluas empat meter kali enam meter. Meski api sempat memukul mundur 12 petugas, mereka tetap fokus memadamkan kobaran dengan empat selangnya.
Menurut Kabid Damkar Solo, Hery Mulyono, jumlah kebakaran di Solo pada 2012 mencapai 109 kasus, meningkat dari tahun 2011, 96 kasus. Dari seratusan kasus itu, 85% berasal dari korsleting listrik di perumahan. “Untuk itu peran warga sangat penting dalam penanganan awal kebakaran,” katanya.
Sayangnya, ia menilai kesadaran masyarakat membantu kerja damkar masih minim. Hal itu paling kentara saat pelaporan kejadian kebakaran. Sebagian warga, imbuhnya, cenderung lambat melaporkan kebakaran di lingkungannya. “Pemahaman mereka mendatangkan kami mbayar, padahal tidak.”
Bagi petugas seperti Hery, tugas memadamkan api lebih dari sekadar pekerjaan.
“Sudah kami anggap misi kemanusiaan, seperti slogan kami Pantang Pulang Sebelum Padam. ”
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Agus Djoko Witiarso, mengatakan saat ini Damkar Solo memiliki 12 unit mobil yang mengkaver Soloraya. Empat di antaranya diketahui sering rusak karena telah berumur. Walikota mengaku akan mengajukan dana ke pusat untuk menambah armada damkar. Lebih jauh, Rudy siap menggandeng stakeholder perhotelan untuk menyokong alat damkar yang mampu menjangkau gedung bertingkat.
“Pengusaha harus mulai berswadaya. Tak melulu mengandalkan Pemkot,” tandasnya.