Soloraya
Sabtu, 2 Maret 2013 - 23:58 WIB

PEMUKULAN: Balas Pukulan Guru, Orangtua Siswa Dipanggil Sekolah

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO  — Orangtua yang anaknya memukul salah satu guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Solo pada Jumat (1/3/2013), akhirnya memenuhi panggilan untuk datang di madrasah setempat, Sabtu (2/3/2013). Mereka datang bersama anaknya yang berinisial A, yang juga siswa kelas XI MAN 2 Solo sekitar pukul 10.00 WIB.

Pagi itu, kakak kandung pelaku, Dewi, juga ikut mengantar adik dan kedua orangtuanya ke MAN 2 Solo. Namun, Dewi memilih untuk tidak masuk ke MAN 2 Solo dan menunggu di luar sekolah. Dia mengaku kedatangan orangtuanya ke MAN 2 Solo untuk menyelesaikan kasus pemukulan yang dilakukan oleh adiknya terhadap salah satu guru yang merupakan Wakil Kepala (Waka) MAN 2 Solo, Sugiyono.

Advertisement

“Sebenarnya, ibu saya kemarin [Jumat] sudah datang ke sini [MAN 2 Solo] pukul 14.00 WIB, namun Sabtu ini datang lagi untuk menyelesaikan masalah itu,” jelasnya saat ditemui Solopos.com di depan MAN 2 Solo, Sabtu.

Berdasarkan cerita yang disampaikan A, Dewi menuturkan adiknya dipukul terlebih dahulu oleh Sugiyono di bagian pipi. Pemukulan itu disebabkan karena A dan teman-temannya bermain sepeda onthel yang tidak terpakai di dalam kelas saat jam kosong.
Dewi mengaku tidak tahu kenapa yang dipukul hanya adiknya, padahal saat itu yang bermain sepeda ada beberapa teman A juga. Kemudian A membalas pukulan Sugiyono tepat di bagian wajah hingga berdarah dan terpaksa dilarikan ke rumah sakit (RS) terdekat.

Menurutnya, A juga mengalami luka lebam di salah satu pipinya dan beberapa goresan kuku di bagian lehernya. “Goresan kuku ada tiga sampai empat di bagian leher, disebabkan karena beberapa tukang bangunan yang ingin melerai perkelahian,” paparnya.

Advertisement

Dewi mengungkapkan adiknya adalah seorang pelatih Taekwondo untuk anak-anak. Namun, dia percaya adiknya tidak pernah menyombongkan dirinya kalau dia seorang atlet beladiri. Dia menyesalkan tindakan Sugiyono yang menggunakan kekerasan fisik meski untuk mengingatkan siswa.

“Meski tegas, kan tidak harus pakai kekerasan. Mending guru itu halus, sehingga  dihormati dan di-ajeni siswa,” ujarnya.

Dia menginginkan kasus itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan mengingat kedua belah pihak juga bersalah. Dia juga berharap kasus itu cukup terjadi kali ini pada adiknya dan tidak ada lagi di masa depan.

Advertisement

Waka Bidang Humas MAN 2 Solo, Dyah Siti Nuraini, enggan berkomentar mengenai adanya kasus pemukulan itu. Dia juga tidak memberikan jawaban saat ditanya kedatangan orangtua A Sabtu pagi ke MAN 2 Solo.

“Saat ini, kami tidak mau memberikan komentar dahulu karena Pak Giyono juga masih sakit,” katanya saat ditemui di MAN 2 Solo, Sabtu.

Sementara itu, Kepala MAN 2 Solo, Agus Hadi Susanto, hingga Sabtu sore belum bisa dihubungi terkait adanya kasus itu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif