Lifestyle
Jumat, 1 Maret 2013 - 05:45 WIB

Waspadai Gusi Berdarah

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gusi berdarah (Dok/JIBI)

Ilustrasi gusi berdarah (Dok/JIBI)

JAKARTA–Jangan anggap remeh gusi berdarah, kalau dibiarkan  dan tidak diobati bisa menyebabkan gigi tanggal, karena jaringan lunak pada gusi itu rusak.

Advertisement

Dokter spesialis Periodonsia dari Filipina Juan Rafael Silva mengatakan masalah gusi adalah penyebab utama tanggalnya gigi yang dialami kebanyakan orang dewasa.

“Gusi berdarah sering diabaikan oleh pasien dan jarang dianggap sebagai masalah. Penumpukan plak di sekitar gusi akan mengarah ke peradangan gusi (gingivitis) yang mudah diidentifikasi dengan gusi berdarah. Jika dibiarkan dan tidak diobati, gingivitis akan menyebabkan kondisi periodontitis, suatu proses peradangan yang merusak jaringan gusi dan mengakibatkan hilangnya gigi,” kata Juan di Jakarta, Kamis (28/2/2013).

Menurut Synovate AsiaBus 2011,  5 dari 10 orang Indonesia pernah mengalami masalah gusi. Untuk itu perusahaan farmasi GlaxoSmithKline (GSK) memperkuat komitmennya dalam edukasi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia dengan mendukung kursus Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran Gigi (KPPIKG) 2013 yang diselnggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia di Jakarta.

Advertisement

“Untuk memperkuat komitmen kami dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, GSK akan terus mendukung edukasi dan inovasi dalam kesehatan gigi dan mulut dengan memberikan sesi penyegaran ilmiah yang berkelanjutan karena hal ini penting bagi dokter gigi maupun para mahasiswa kedokteran gigi untuk memahami informasi terbaru terkait praktek professional mereka,” kata Dental Detailing Manager GlaxoSmithKline (GSK), Ariandes Veddytarro .

Perusahaan farmasi tersebut  telah bekerja sama dan mendukung berbagai fakultas kedokteran gigi di Indonesia untuk mendapatkan informasi dan inovasi terbaru mengenai gigi dan mulut, selain itu mendukung mahasiswa kedokteran gigi  membangun kemampuan mereka melalui kegiatan ilmiah lainnya dan pojok pendidikan di enam universitas di seluruh Indonesia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif