Lifestyle
Kamis, 28 Februari 2013 - 04:15 WIB

KULINER SOLORAYA: Sop Iga Bu Ugi Jadi Favorit SBY

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bu Ugi, pemilik Warung Bu Ugi di Jl Lawu Tawangmangu, menunjukkan menu Sop Iga Sapi andalannya, Selasa (19/2/2013). Satu porsi Sop Iga dan Sop Buntut dihargai Rp17.000. (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

Bu Ugi, pemilik Warung Bu Ugi di Jl Lawu Tawangmangu, menunjukkan menu Sop Iga Sapi andalannya, Selasa (19/2/2013). Satu porsi Sop Iga dan Sop Buntut dihargai Rp17.000. (Kurniawan/JIBI/SOLOPOS)

KARANGANYAR–Bagi masyarakat Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, tentu tidak asing lagi dengan menu sop iga dan sop buntut Warung Bu Ugi yang beralamat di Jl Lawu, Tawangmangu.

Advertisement
Termasuk wisatawan yang sudah beberapa kali mengunjungi lereng Gunung Lawu di Kecamatan Tawangmangu. Selain rasanya yang mantap, harga sop iga dan sop buntut di Warung Bu Ugi relatif terjangkau.
Satu porsi sop iga sapi atau sop buntut hanya dihargai Rp17.500. Jauh lebih murah dibandingkan menu yang sama di Karanganyar kota maupun Kota Bengawan. Tak pelak usaha yang telah dijalankan Bu Ugi atau pemilik nama lengkap Ny Jami selama lebih 20 tahun, tetap eksis.
Sejumlah pengunjung warung yang ditemui Solopos.com pun merasa puas dengan menu kreasi Bu Ugi. Seperti disampaikan Nanang, warga Laweyan, Solo. Menurutnya rasa sop buatan Bu Ugi mantap. Apalagi dinikmati di lingkungan berhawa dingin seperti lereng Lawu.
Bapak dua anak itu berencana kembali menikmati sop iga buatan Bu Ugi bersama keluarga di lain waktu. Penuturan senada disampaikan Eko, warga Jogja. Lajang yang kini tinggal di Karanganyar itu mengaku sudah beberapa kali menikmati sop buatan Bu Ugi.
“Dari segi rasa sebenarnya tidak terlalu spesial. Tapi karena lokasi warungnya berada di daerah berhawa dingin sehingga terasa spesial. Apalagi porsi sop Bu Ugi relatif lebih banyak dibandingkan menu yang sama di lain tempat,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com.
Bu Ugi atau Ny Jami mengakui menu sop iga maupun sop buntut buatannya tidak menggunakan bumbu rahasia. Cara memasak dan menyajikannya pun sama dengan sop iga kebanyakan. Namun dia selalu menjaga kebersihan masakan maupun warung demi kenyamanan pembeli.
Ditambah dengan pelayanan yang mengutamakan sopan santun, diharapkan mampu memikat hati pembeli. “Bumbunya cuma bawang dicemplungke dengan merica. Cara masaknya biasa saja. Tapi saya selalu mengutamakan kebersihan tempat dan pelayanan,” akunya.
Omzet sop iga maupun sop buntut Bu Ugi bisa mencapai 150 porsi saat hari libur. Perempuan berumur 83 tahun tersebut mengungkapkan, sebelumnya Presiden Soekarno, Soeharto dan Abdurrahman Wahid, pernah mencicipi menu masakannya. “Awalnya saya sajikan menu pecel, tapi lambat laun sop buntur dan iga jadi menu utama,” tukasnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif