News
Rabu, 27 Februari 2013 - 11:46 WIB

ON THIS DAY: Armada Gabungan Sekutu Ditaklukkan Jepang dalam Pertempuran Laut Jawa

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Laksamana Muda Karel Doorman (en.wikipedia.org)

HrMS De Ruyter, kapal komando yang ditumpangi Laksamana Muda Karel Doorman, panglima gugus tempur laut gabungan Sekutu yang mencoba mencegah penyerbuan Jepang ke Pulau Jawa di awal Perang Pasifik. (www.netherlandsnavy.nl)

Pertempuran Laut Jawa terjadi saat armada gabungan Sekutu yang terdiri atas kapal perang dari AS, Belanda, Inggris dan Australia mencoba mencegah penyerbuan Jepang ke Pulau Jawa dalam upaya Jepang untuk menguasai wilayah Indonesia atau Hindia Belanda pada masa itu yang kaya sumber daya alam.
Advertisement

Penyerbuan Jepang ke Pulau Jawa adalah kelanjutan dari invasi yang sudah terlebih dahulu dilakukan ke wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Armada Jepang terdiri atas armada transpor yang membawa pasukan pendarat dengan segala perlengkapan dan perbekalan, yang dikawal oleh armada tempur di bawah komando Laksamana Muda Takeo Takagi. Setelah beberapa kali berupaya menahan laju serbuan armada Jepang yang mengakibatkan sejumlah pertempuran laut seperti Pertempuran Selat Makassar dan Pertempuran Selat Badung, komando gabungan Sekutu yang disebut ABDACOM akhirnya berharap bisa menggagalkan serbuan pamungkas Jepang ke Hindia Belanda melalui pendaratan di Pulau Jawa.

Tugas menggagalkan pendaratan ini jatuh pada gugus tempur laut gabungan yang dikomandoi Laksamana Muda Karel Doorman dari Belanda, dan terdiri atas kapal-kapal perang Belanda, Australia, Inggris dan AS. Meski sifatnya gabungan, namun gugus tempur ini sebenarnya lemah karena jarang berlatih bersama sehingga memiliki sistem dan prosedur yang sama, memiliki keterbatasan sumber daya dan sebagian kapal perangnya adalah kapal tua dari era Perang Dunia I.

Laksamana Muda Karel Doorman (en.wikipedia.org)

Advertisement
Gugus tempur ini kemudian mencoba mencegat armada pendarat Jepang di Laut Jawa sekitar Pulau Bawean, Jawa Timur, pada 27 Februari 1942. Strategi Doorman yang sadar dengan kelemahan gugus tempurnya adalah menyerang armada transpor yang lemah dan menghindari armada tempur Jepang. Pertempuran pun pecah pada tengah hari hingga tengah malam. Segala upaya Doorman untuk menyerang armada transpor selalu berhasil dicegah oleh kesigapan armada tempur sehingga satu demi satu kapal-kapal perang Doorman berhasil dilumpuhkan atau ditenggelamkan. Bahkan Karel Doorman sendiri akhirnya tewas saat kapal perang yang ditumpanginya, HrMS De Ruyter tenggelam akibat serangan torpedo Jepang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif