Soloraya
Rabu, 27 Februari 2013 - 18:04 WIB

Jumlah Korban Keracunan Bertambah Jadi 215 Orang

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BOYOLALI—Posko Darurat Keracunan Makanan yang didirikan di Dukuh Sobokerto RT 002/RW 002, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, mencatat jumlah penderita keracunan makanan menjadi 215 orang.

Sebelumnya, Rabu (27/2/2013), sebanyak 134 orang mengalami keracunan makanan setelah mengonsumsi makanan hajatan ngundhuh mantu pasangan Sukimin-Mulyani di Dukuh Sobokerto RT 002/RW 002, Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Minggu (24/2). Sebanyak sembilan pasien menjalani rawat inap di Puskemas Ngemplak, RSI Asy Syifa’ Sambi dan RSI Yarsis, Kartasura, Sukoharjo. Sedangkan sisanya menjalani rawat jalan.

Advertisement

Petugas Posko Darurat Keracunan Makanan yang didirikan di depan rumah Sukimin-Mulyani, Sis Nugroho, ketika ditemui Espos di lokasi, mengatakan hingga Rabu (27/2) tercatat 215 orang mengalami gejala keracunan makanan seperti mual, muntah, pusing dan diare. “Dugaan awalnya diduga karena es buah. Tapi kami masih menunggu hasil penyelidikan dari DKK Boyolali. Hasilnya hingga saat ini belum keluar,” katanya.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali, Mujazin, ketika ditemui Espos, Rabu (27/2), seusai mendampingi petugas dari BPOM Semarang melakukan uji sampel makanan di DKK Boyolali, menjelaskan hingga Rabu hasil tes laboratoriom belum keluar.

“Hingga hari ini [Rabu] hasil tes belum keluar. Kami masih menanti uji laboratorium. Kira-kira satu pekan hasilnya baru keluar,” terangnya.

Advertisement

Menurut Mujazin, pihaknya mengirimkan laporan ke BPOM Semarang terkait keracunan makanan di Desa Sobokerto, Selasa (26/2/2013). “Hari ini dua orang petugas dari BPOM Semarang langsung datang ke sini dan akan meninjau lokasi,” jelasnya.

Sejumlah tahapan dilakukan BPOM Semarang untuk menyelidiki penyebab keracunan makanan di Desa Sobokerto, diantaranya uji sampel makanan, meninjau lokasi hajatan dan mendengarkan keterangan sejumlah korban keracunan makanan.

Petugas Bidang Pemeriksaan dan Serlik BPOM Semarang, yang enggan menyebutkan namanya, saat ditemui Espos di DKK Boyolali, mengatakan kasus keracunan makanan di Jawa Tengah terbilang tinggi.

Advertisement

Sejak awal 2013 di Jawa Tenga tercatat sudah ada tujuh kasus keracunan makanan. Enam kejadian diselidiki BPOM Semarang, sedangkan satu kasus tidak diselidiki.

“Dua kejadian di Brebes, satu kejadian di Rembang, Pemalang, Kebumen dan Boyolali ini. Sedangkan di Banjarnegara tidak kami tinjau. Rata-rata penyebabnya makanan. Kalau hasil lab keluar kira-kira satu pekan,” pungkasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif