Soloraya
Minggu, 10 Februari 2013 - 16:53 WIB

Usia 88 Tahun Ikut Nikah Massal Gratis, Rasanya Plong ...

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah pasangan pengantin peserta nikah massal diarak di Jalan Slamet Riyadi menuju Balaikota Solo, Minggu (10/2) untuk mengikuti resepsi pernikahan. Sebanyak 19 pasangan pengantin mengikuti nikah massal gratis yang diadakan Yayasan Amal Sahabat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

Sejumlah pasangan pengantin peserta nikah massal diarak di Jalan Slamet Riyadi menuju Balaikota Solo, Minggu (10/2) untuk mengikuti resepsi pernikahan. Sebanyak 19 pasangan pengantin mengikuti nikah massal gratis yang diadakan Yayasan Amal Sahabat. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

“Ploong…!” Kalimat itu langsung terlontar dari pasangan Kromo Diharjo, 88 dan Khusni, 70 warga Colomadu, Kabupaten Karanganyar seusai seusai akad nikah di Masjid Al Hadi Mustaqiem Jl Bayangkara, Tipes, Kecamatan Serengan, Minggu (10/2/2013) pagi. Harapan pasangan ini untuk bisa menikah secara resmi dan diakui negara akhirnya terlaksana.
Advertisement

Selama ini beberapa tahun mereka hanya menikah secara siri dan sah dimata agama, namun belum sah dimata negara. Tak ayal momentum nikah massal yang diselenggarakan Yayasan Amal Sahabat dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tak disia-siakan oleh pasangan tersebut. Kromo-Khusni merupakan pasangan tertua yang mengikuti nikah massal gratis. Usianya memang kian senja, namun semangat untuk menjalankan sunah rasul tetap dijalankan. “Plong, senang sekali bisa nikah sah. Gratis pula,” ujar Khusni kepada Solopos.com.

Binar bahagia terpancar jelas diraut wajah keduanya. Bahkan layaknya pengantin baru, pasangan duda dan janda ini selalu tampil mesra. Kemesraan tampak jelas saat keduanya berpegangan tangan, seolah tak ingin dipisahkan oleh apa pun. Kebahagian juga terlihat pada pasangan senja lainnya, yakni Setar, 75 dan Tentrem, 70, warga Sukoharjo. Mereka benar-benar merasakan kebahagian pada hari itu. “Senang banget bisa nikah sama bapak,” ujar Tentrem dengan mesra memeluk Setar.

Diakuinya, pernikahan kali ini akan menjadi kado terindah dalam hidupnya. Bahkan akan menjadi pernikahan terakhir bagi pasangan tersebut. Dia tak menyangka diusianya yang sudah lanjut usia bisa menemukan jodoh dalam hidupnya.

Advertisement

Tak hanya pasangan tua yang berbahagia, kebahagiaan juga menyelimuti pasangan termuda Andika, 17, warga Joyotakan dan Lastri, 18, warga Danukusuman. Nikah gratis menjadi pernikahan dini bagi keduanya lantaran tengah hamil di luar nikah. “Sangat bersyukur bisa ikut nikah gratis. Karena sudah hamil tujuh bulan, sedangkan kami orang kecil tidak punya biaya untuk nikah,” ujar Andika.

Pagi itu, 18 pasangan mengikuti nikah massal gratis. Dengan berbalut pakaian adat Jawa, ke-18 pasangan mengikuti prosesi ijab kobul di Masjid Al Hadi Mustaqiem. Seusai ijab mereka pun dikirab menggunakan kereta (andong) melalui Jl Slamet Riyadi menuju Pendapi Gede Balaikota untuk mengikuti resepsi pernikahan. Kirab menembus keramaian car free day. Acara itu dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Solo, Budi Suharto.

Ketua Yayasan Amal Sahabat, Achmad Purnomo menjelaskan kegiatan tersebut rutin digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. “Ada dua hal yang istimewa dalam acara kali ini. Dari sisi usia peserta paling tua 88 tahun dan paling muda 17 tahun,” jelas Purnomo.

Advertisement

Dia menambahkan sengaja mengadakan pernikahan massal dalam setiap peringatan Maulid Nabi. Hal ini guna memfasilitasi pasangan yang tidak mampu menikah karena masalah biaya. Selain itu menghindari pasangan kumpul kebo atau sejenisnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif