News
Sabtu, 9 Februari 2013 - 02:15 WIB

Masih Ada 150.000 Pemegang Tiket Batavia Air

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Batavia Air (Dok/JIBI)

Ilustrasi Batavia Air (Dok/JIBI)

JAKARTA– Kementerian Perhubungan menyatakan ada 150.000 pemegang tiket Batavia Air yang harus diterbangkan hingga Desember 2013.
Advertisement

Untuk seluruh calon penumpang ini, harus sudah melakukan reservasi hingga 30 April 2013 di tiga maskapai yang bersedia menerbangkan secara gratis, yakni Citilink, Mandala dan Express Air.

Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi dari pihak Batavia Air sesaat sebelum dinyatakan pailit bahwa masih ada 150.000 pemegang tiket hingga Desember 2013.

Advertisement

Direktur Angkutan Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengatakan pihaknya sudah mendapat informasi dari pihak Batavia Air sesaat sebelum dinyatakan pailit bahwa masih ada 150.000 pemegang tiket hingga Desember 2013.

“Nah, calon penumpang inilah yang akan diterbangkan tiga maskapai yang berkomitmen tidak menarik biaya lagi. Namun para penumpang ini harus reservasi sebelum 30 April 2013,” kata Djoko dalam acara diskusi bersama Forum Wartawan Perhubungan, di hotel Millenium, Jakarta, Jumat (8/2/2013).

Acara diskusi juga dipimpin oleh Pengamat Penerbangan Dudi Sudiyo.

Advertisement

“Dalam 3 bulan ini akan kami evaluasi sudah berapa ribu calon penumpang Batavia yang diangkut ketiga maskapai itu, dan di rute mana saja. Nanti akan kita evaluasi langkah selanjutnya,” tutur Djoko.

Menurutnya, pihaknya selaku regulator masih fokus terhadap calon penumpang Batavia yang terlanjut membeli tiket. Jadi, kalau ada maskapai yang ingin meminta rute bekas Batavia yang setop operasi karena dipailitkan, maskapai harus bersedia menerbangkan secara gratis.

“Sudah ada maskapai yang meminta sisa rutenya, kita prioritaskan maskapai yang mau angkut penumpang Batavia.
Kalau seluruh pemegang tiket sudah diterbangkan atau setidaknya sudah beres reservasinya, barulah kami fokus untuk pembagian rute,” kata Djoko.

Advertisement

Djoko menjelaskan Batavia Air meninggalkan rute periode Oktober 2012-Maret 2013 sebanyak 36 rute domestik, dan 7 rute internasional. Jumlah rutenya menyusut dari sebelumnya 65 rute pada Maret-Oktober 2012.

Menurut Djoko, penurunan jumlah rute ini karena Batavia mengaku melakukan restrukturisasi rute yang tidak efisien. Seperti Jakarta-Medan, ditutup, karena masih menggunakan pesawat Boeing 737-300, sehingga kurang bisa bersaing dengan maskapai lain yang menggunakan pesawat seri terbaru Boeing 737-800NG atau B737-900ER yang jauh lebih hemat bahan bakar.

“Mereka mengakunya begitu pada saat kami panggil karena ada pengurangan rute,” tuturnya.

Advertisement

Djoko menambahkan pihaknya sudah memanggil manajemen Batavia sebelum diputuskan pailit pada 31 Januari 2013. “Pada waktu itu mereka mengakui kemungkinan pailit, itu padsa 29 Januari. Akhirnya saya hubungi Astindo agar mengantisipasi penjualan tiket karena kondisi Batavia yang kurang baik,” tutur Djoko.

Djoko mengatakan lagi berdasarkan pengakuan kurator yang mengambil alih manajemen Batavia, utang maskapai ini mencapai Rp1,2 triliun, namun saldo tunai di bank hanya Rp1 miliar.

Dudi Sudibyo mengatakan pengelolaan maskapai harus tangguh dengan manajemen yang baik agar tidak pailit.

Menurutnya, dari sisi pemerintah diminta lebih cermat mengamati setiap maskapai, bukan hanya dalam hal teknis, juga non teknis.

“Sebenarnya indikasi maskapai itu mau bangkrut itu sudah terlihat. Misalnya Mandala dulu, terbang terakhir hanya 5 pesawat, sebelumnya kan banyak. Batavia juga begitu, terakhir hanya 7 pesawat dari 33 pesawat,” kata Dudi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif