News
Minggu, 28 April 2024 - 07:37 WIB

PBB Sebut Butuh 14 Tahun untuk Membersihkan 37 Juta Ton Reruntuhan di Gaza

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi Jalur Gaza Palestina setelah bombardir Israel. (UNRWA)

Solopos.com, TEHERAN — Kemungkinan dibutuhkan waktu 14 tahun untuk membersihkan reruntuhan di Jalur Gaza, yang dibombardir dan dihancurkan oleh rezim Israel.

Diperkirakan 37 juta ton puing menumpuk di Gaza, menurut stasiun TV berita RT Arabic, yang mengutip pejabat senior Layanan Pekerja Ranjau Perserikatan Bangs-Bangsa (PBB UNMAS), Pehr Lodhammar, pada Jumat (26/4/2024).

Advertisement

“Kita berbicara tentang 14 tahun kerjaan dengan 100 truk,” lapor media asing tersebut mengutip pejabat PBB tersebut seperti dilansir Antara.

Dikatakan, sedikitnya 10 persen dari artileri yang ditemukan di Gaza belum meledak dan menjadi ancaman permanen bagi masyarakat, tim evakuasi, serta pekerja yang membersihkan reruntuhan tersebut.

Advertisement

Dikatakan, sedikitnya 10 persen dari artileri yang ditemukan di Gaza belum meledak dan menjadi ancaman permanen bagi masyarakat, tim evakuasi, serta pekerja yang membersihkan reruntuhan tersebut.

Sejak Oktober 2023, militer Israel terus menggempur Jalur Gaza. Perang di wilayah kantong tersebut telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, yang kebanyakan di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan 75 pengungsi Gaza atau sekitar 1,7 juta orang, terpaksa menyelamatkan diri.

Advertisement

Disebutkan, lebih dari 1 juta penduduk di Jalur Gaza telah kehilangan tempat tinggal dan 75 persen penduduk di daerah kantong pesisir Palestina tersebut telah mengungsi sejak meletusnya konflik Israel-Hamas 200 hari yang lalu, demikian pernyataan Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Selasa (23/4/2024).

“Kehancuran terjadi di mana-mana di Gaza. Kerusakan infrastruktur penting sangat besar,” tulis UNRWA dalam sebuah unggahan di platform media sosial X seperti dilansir Antaranews.

Dalam sebuah rekaman pidato yang menandai hari ke-200 konflik tersebut, Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, menuduh Israel menghalangi berbagai upaya mediasi gencatan senjata.

Advertisement

“Israel mencoba menghindar dari semua janji-janjinya dalam negosiasi dan ingin mengulur-ulur waktu,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa tidak akan ada kompromi terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina. Ini termasuk penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, pencabutan blokade, dan kembalinya warga Palestina yang mengungsi ke rumah-rumah mereka.

Media Israel pada Senin (22/4/2024) melaporkan bahwa berbagai persiapan sedang dilakukan untuk memperluas zona kemanusiaan di Jalur Gaza menjelang kemungkinan serangan Israel ke Rafah, kota di ujung selatan Jalur Gaza.

Hebrew Public Radio mengatakan zona kemanusiaan baru itu akan membentang dari Kota Al-Mawasi di bagian selatan Jalur Gaza di sepanjang jalur pesisir hingga ke pinggiran Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, dan akan mampu menampung sekitar 1 juta pengungsi.

Advertisement

Menurut laporan itu, lima rumah sakit lapangan telah didirikan di area tersebut guna melengkapi sejumlah rumah sakit yang sudah beroperasi.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (21/4/2024) berjanji akan mengintensifkan tekanan militer dan politik terhadap Hamas dalam beberapa hari mendatang.

Netanyahu berulang kali mengancam akan melancarkan serangan ke Rafah, karena kota itu merupakan “benteng pertahanan” terakhir Hamas.

Rafah menjadi tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari 1,4 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Jalur Gaza utara dan Jalur Gaza tengah akibat perang yang masih berlangsung antara Hamas dan Israel.

Israel melancarkan serangan berskala besar terhadap Hamas di Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas di perbatasan Israel selatan pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.200 orang terbunuh dan lebih dari 200 orang disandera.

Hingga Selasa, sebanyak 34.183 warga Palestina tewas dan 77.143 orang lainnya terluka di Jalur Gaza akibat serangan Israel, menurut data yang dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif