BANTUL—Rencana Pemkab Bantul merehab enam pasar tradisional masih dalam tahap negoisasi di tataran pedagang. Negoisasi dua pasar di antaranya diperkirakan akan alot.
Kepala Kantor Pengelolaan Pasar, Hermawan Setiaji mengungkapkan negosiasi dengan pedagang sebelum pembangunan fisik memang menjadi fokus utama. Dinas, sebutnya, tidak ingin memutuskan sendiri, melainkan aspirasi pedagang. Adapun dari enam pasar yang direncanakan direhab sudah empat pasar sosialisasi yaitu Janten, Dlingo, Unggas, dan Bantul.
Adapun pasar Jlagran dan Pleret belum dilakukan. “Janten, Dlingo, Unggas sudah deal. Sementara Jlagran dan Pleret belum sosialisasi,” ucap dia, pekan ini.
Hermawan mengungkapkan rehab Pasar Bantul dan Pleret diperkirakan memakan waktu lebih lama. Pasalnya, negoisasi kedua pasar tersebut bakal berjalan alot. Luas pasar yang lebih sedikit dibanding banyaknya pedagang membuat penataan lebih sulit. Terlebih semua pedagang menginginkan penempatan di lokasi strategis.
“Bantul dan Pleret mungkin agak rumit. Tetapi tetap kami ikuti sampai benar-benar ada kesepakatan dengan pedagang,” terang dia.
Hermawan menegaskan hal itu dilakukan karena ia tidak ingin nantinya terjadi keributan setelah pembangunan. Diharapkan seluruh keputusan yang diambil berdasarkan aspirasi pedagang. “Kalau ribut-ribut mending sekarang dari pada besok sesudahnya,” tegas dia.
Negosiasi alot memang terlihat saat sosialisasi pertama di Pasar Bantul beberapa waktu lalu. Saat itu para pedagang meminta beberapa hal seperti kepastian jatah tempat bagi pedagang lama dan yang aktif, waktu pembangunan maupun tempat yang sama dengan sebelumnya.