News
Jumat, 1 Februari 2013 - 10:38 WIB

2013, REI Solo Targetkan Bangun 5.000 Unit Rumah

Redaksi Solopos.com  /  Tutut Indrawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Dok)

Ilustrasi (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Real Estate Indonesia (REI) Solo menargetkan pembangunan sebanyak 5.000 unit rumah komersial dan subsidi dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Advertisement

Segmen yang dibidik adalah masyarakat yang membutuhkan perumahan primer maupun sekunder baik dari kalangan TNI, Polri, PNS maupun pegawai nonformal.

Ketua REI Solo Yulianto W Kusumo mengatakan target pembangunan rumah subsidi FLPP sebanyak 3.500-4.000 unit. Sedangkan untuk perumahan komersial ditargetkan sebanyak 1.500 unit.

“Tahun ini kami berharap regulasi FLPP tidak berubah lagi supaya rumah dapat tersalurkan lebih cepat,” ujarnya saat ditemui wartawan di sela-sela pembukaan pameran REI Expo 2013 Rumah untuk Semua di Solo Square, Kamis (31/1/2013).

Advertisement

Sementara itu, realisasi pembangunan rumah bersubsidi FLPP selama 2012 sebanyak 1.600 unit. Beberapa kendala dihadapi pengembang saat membangun rumah tersebut. Kendala tersebut seperti harga tanah yang melonjak naik, keterbatasan lahan dan perizinan. Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana seperti akses air bersih menjadi tantangan yang harus dihadapi baik pengembang maupun pemerintah daerah (Pemda).

“Sebenarnya, semua kawasan di Soloraya ini dapat dibangun sumur dalam atau artesis. Namun, sebagian pengembang enggan karena biayanya terlalu mahal. Ke depan seharusnya ada kerja sama antara pengembang dan pemda untuk membangun fasilitas tersebut,” terangnya.

Tabungan Perumahan

Advertisement

Sementara itu, Wakil Ketua REI Jateng Adib Ajiputra mengatakan upaya yang dilakukan seharusnya tidak hanya pada pembangunan perumahan saja tetapi juga memperkuat daya beli masyarakat. Pasalnya, rumah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat.

“REI sudah mengusulkan untuk membuat tabungan perumahan nasional bagi semua masyarakat baik pegawai formal maupun nonformal,” ujarnya.

Selain itu, REI juga mengusulkan untuk membuat semacam bank tanah terutama untuk rumah bersubsidi dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Pemerintah daerah (Pemda) harus menyatukan visi dan misi agar dapat membebaskan lahan yang dapat digunakan untuk mendirikan rumah FLPP itu.

Menurut Adib, kebutuhan rumah di Jawa Tengah sekitar 100.000/tahun. Sementara itu, pengembang hanya bisa membangun sekitar 18.000 unit rumah/tahun. Rata-rata per tahun kebutuhan rumah di Soloraya juga naik sekitar 20%. Kendati demikian, pembangunan rumah FLPP di Solo sudah tidak memungkinkan karena lahan terbatas. Salah satu solusi mengatasi masalah itu adalah dengan membangun rusunami/rusunawa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif