Entertainment
Rabu, 30 Januari 2013 - 15:00 WIB

MEMBINGKAI KEINDAHAN Dalam Diam ala Imam Santoso

Redaksi Solopos.com  /  Rochimawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu lukisan karya Imam. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

Salah satu lukisan karya Imam. (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)

JOGJA— Setahun lulus dari Fakultas Seni Rupa Murni Jurusan Seni Lukis 2011 menjadi pengalaman yang begitu berharga setidaknya bagi perjalanan hidup Imam Santoso.

Advertisement

Pada momentum tersebut, perupa kelahiran 23 Juni 1986 merasa seperti berada di titik jenuh.

Ia pun bingung harus melangkah. Berpindah tempat dengan merantau untuk berkarir atau berdiam diri di kota kelahirannya Jogja.

Advertisement

Ia pun bingung harus melangkah. Berpindah tempat dengan merantau untuk berkarir atau berdiam diri di kota kelahirannya Jogja.

“Kegalauannya” itu lantas ia representasikan melalui pameran tunggal bertajuk Keindahan Dalam Diam di Tirana Artspace, Jalan Suryodiningratan.

Sebanyak 15 karya bercorak dekoratif dihadirkan dalam pameran yang berlangsung dari  27 Januari – 25 Februari itu.

Advertisement

Mayoritas lukisan yang dibuat Imam tersebut mayoritas menggunakan pena diatas  kertas. Seluruh lukisan tersebut bahkan dibuat Imam di luar studio pribadinya. Misalnya saat ia berkunjung ke rekannya.

“Waktu berkunjung kerumah teman. Saya sambil melukis karya. Saya merasa memiliki kenyamanan saat menghasilkan karya dimomen tersebut,” kata dia kepada harianjogja.com, Selasa (29/1/2013).

Melukis di atas lembaran kertas, kata Imam memang sudah merupakan bentuk nostalgianya saat kecil. Di mana pada saat ia kecil saat berada dikelas acapkali membuat lukisan saat pelajaran berlangsung.

Advertisement

Bahkan pada momentum itu ia beberapa kali harus ditegur oleh gurunya karena saat ditanya guru tidak bisa menjawab lantaran sibuk menggambar.

“Merasa lebih jadi diri sendiri jika menggunakan pena. Selain itu saya merasa pena sesuai dengan karakter saya yang lebih banyak menggambar sebuah garis dan warnanya cenderung monokrom,” beber dia.

Seluruh karya yang dipamerkan tersebut sebagaian besar memiliki figure tubuh seorang manusia hanya tidak memiliki kepala. Karya karya Imam itu juga terdapat figur seekor burung.

Advertisement

Misalnya dalam karya berjudul Bagaimana Cara Mengalahkan Api 2. Dalam kertas berukuran 39 cm X 27 cm itu diperlihatkan tubuh manusia tanpa kepala melayang bersama seekor burung.

Di belakang tubuh manusia tersebut terdapat sebuah bangunan rumah yang salah satu jendelanya terlihat ada seorang yang melongok hendak masuk ke dalam.

Perupa yang gemar mendaki gunung tersebut menjelaskan bahwa karya tersebut menceritakan bahwa sejauh jauhnya orang melangkah keluar rumah pasti akan ingat tempat ia tinggal karena rumah sendiri merupakan tempat manusia membentuk sebuah kebudayaan.

“Walaupun fisiknya tidak bisa pulang kerumah namun pasti hati rindu untuk pulang,” paparnya.

Keindahan Dalam Diam bagi Imam sejatinya meruapakan representasi  dalam memaknai kehidupan utamanya bagi seorang seniman.

Menurut dia beragam cara dilakukan seseorang untuk mengusir kejenuhan. Seperti berlibur, berjalan jalan dan sebagai.

Lantaran ia merupakan seorang seniman ia pun melampiaskkannya kepada sebuah pameran tunggal yang telah ia persiapkan sejak empat bulan belakangan tersebut.

“Setiap orang saat merasakan kejenuhan pasti ada momentum berdiam diri sejenak sambil menerima masukan dari berbagai pihak. Seperti juga saya yang melakukan pameran dan berharap ada masukan dari beberapa pihak entah itu sesama seniman atau penonton untuk melangkah lebih baik lagi,” tandasnya.

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif