SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
KLATEN — Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di empat desa di Klaten mampu dikelola secara mandiri oleh warga. Pengelolaan Pamsimas tidak membutuhkan sokongan dana dari masing-masing pemerintah desa (pemdes).
Ketua Asosiasi Pengelola Sarana Sanitasi dan Air Minum (AP SPAM) Klaten, Haryanto, saat ditemui Solopos.com di Klaten, Rabu (23/1/2013), mengatakan 52 desa sudah mendapat bantuan program Pamsimas sejak 2009 silam. Sebagian besar pengelolaan program Pamsimas masih mengandalkan sokongan dana dari pemdes masing-masing. Menurutnya, hanya terdapat empat program Pamsimas yang mampu dikelola secara mandiri oleh warga.
“Empat Pamsimas itu masing-masing berada di Desa Kendalsari Kecamatan Kemalang, Desa Kali Kebo Kecamatan Trucuk, Desa Sanggrahan Kecamatan Prambanan dan Desa Randu Lanang Kecamatan Jatinom,” ujar Haryanto.
Haryanto menjelaskan pengelolaan Pamsimas di empat desa itu menggunakan dana dari retribusi pemakaian air oleh warga. Warga cukup membayar Rp5000/meter kubik untuk membeli air dari Pamsimas. Harga itu lebih hemat 50% dari pembelian melalui tangki Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Klaten. “Kalau membeli melalui tangki PDAM harganya Rp10.000/meter kubik, otomatis warga lebih hemat menggunakan Pamsimas,” papar Haryanto.
Haryanto menambahkan Pamsimas di Desa Randulanang memiliki air yang melimpah. Jaringan program Pamsimas di desa ini sudah menjangkau 60% rumah-rumah warga setempat. Pamsimas di Desa Randu Lanang memiliki dua sumur dengan kedalaman masing-masing 120 meter dan delapan tempat penampungan air.
Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Air dan Teknologi Tepat Guna, Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas) Klaten, Widodo, mengatakan selama 2012 ada penambahan belasan program Pamsimas di Klaten. Akan tetapi, hingga kini proses pembangunan fisik program Pamsimas ini masih berlangsung.