SOLOPOS.COM - Bupati Klaten Sunarna (JIBI/SOLOPOS/Dok)
KLATEN — Bupati Klaten, Sunarna, mengindikasikan akan membatasi pasokan air dari Umbul Cokro kepada Perusahaan Daerah Air Minum (DPAM) Solo. Saat ditemui wartawan di Klaten, Senin (21/1/2013), Sunarna, menilai selama ini tidak ada alat ukur jumlah air yang dipasok dari Umbul Cokro ke PDAM Solo. Pasalnya sejak 2007 silam, meteran air milik PDAM Solo sudah rusak dan hingga kini belum diperbaiki.
“Tidak ada iktikad baik dari PDAM Solo untuk memperbaiki meteran air itu. Dengan begitu, selama ini PDAM Solo hanya main klaim terhadap jumlah air yang diambil,” ujar Sunarna.
Sunarna mengindikasikan akan membatasi jumlah pasokan air dari Umbul Cokro ke PDAM Solo. Menurutnya, sebagian pasokan air akan dialihkan untuk keperluan irigasi pertanian guna mengantisipasi kekeringan saat musim kemarau. Dalam jangka dekat, pihaknya akan memasang meteran untuk mengukur debit air yang akan dipasok ke PDAM Solo.
“Pemasangan meteran itu akan memperketat pengawasan. Pengambilan air harus sesuai dengan kesepakatan baru nantinya,” terang Sunarna.
Sunarna menanggapi positif status Umbul Cokro yang ditetapkan sebagai air tanah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Dirinya mengaku sudah memerintahkan Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Sartiyasto, untuk menyikapi hal itu secepatnya.
“Saya meminta hal itu segera dibahas. Kalau sudah ada kejelasan tentang status air yang dimanfaatkan, tentu ada hak dan kewajiban yang dimiliki PDAM Solo,” kata Sunarna.
Sementara itu, Sekda Klaten Sartiyasto enggan berkomentar banyak mengenai polemik pemanfaatan air dari Umbul Cokro. Dia mengaku baru membahas secara informal bersama Bagian Perekonomian dan Bagian Hukum untuk menyikapi masalah ini.
